Belajar bahasa Arab bisa terasa menyenangkan dan mudah jika dimulai dari pemahaman dasar yang tepat. Artikel ini menyajikan ringkasan materi penting dari pelajaran bahasa Arab dasar secara bertahap dan sistematis. Tujuannya adalah agar pembaca, terutama pemula, bisa memahami dan mempraktikkannya secara langsung dalam membaca atau menyusun kalimat bahasa Arab.
1. اسم الإشارة (Ismul Isyarah) — Kata Tunjuk
Ismul Isyarah adalah kata tunjuk, seperti “ini” dan “itu” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
- هَذَا (Hādzā) = ini (untuk sesuatu yang dekat, mudzakkar atau benda tidak berakal)
- ذَلِكَ (Dzālika) = itu (untuk sesuatu yang jauh, mudzakkar)
Contoh kalimat:
- هَذَا كِتَابٌ → Ini buku.
- مَا هَذَا؟ → Apa ini?
- ذَلِكَ حَجَرٌ → Itu batu.
2. المُذَكَّرُ وَالمُؤَنَّثُ (Mudzakkar dan Mu’annats)
Mudzakkar (Maskulin)
Menunjukkan laki-laki atau benda maskulin.
Contoh:
- رَجُلٌ = laki-laki
- قَلَمٌ = pena
Mu’annats (Feminin)
Menunjukkan perempuan atau benda feminin. Biasanya diakhiri dengan huruf taa marbuthah (ة).
Contoh:
- مَرْأَةٌ = perempuan
- مَدْرَسَةٌ = sekolah
3. أَسْمَاءُ الْاسْتِفْهَامِ (Asma’ul Istifham) — Kata Tanya
| Kata Tanya | Artinya | Digunakan untuk | Contoh Jawaban |
|---|---|---|---|
| أَيْنَ | Di mana? | Menanyakan lokasi saat ini | فِي الغُرْفَةِ (di kamar) |
| مِنْ أَيْنَ | Dari mana? | Menanyakan asal tempat atau tempat baru dikunjungi | مِنَ الْمَسْجِدِ / مِنْ جَاكَرْتَا |
| مَاذَا | Apa? | Menanyakan benda atau sesuatu yang tidak berakal | الْقَلَمُ عَلَى الْمَكْتَبِ |
4. Kalimat Mubtada’ dan Khabar
Dalam bahasa Arab, kalimat biasanya dimulai dengan mubtada’ (subjek) dan diikuti khabar (keterangan). Kedua unsur ini harus sesuai dari segi jenis (mudzakkar atau mu’annats).
Contoh:
- الْبَابُ مَفْتُوحٌ → Pintu terbuka
- السَّيَّارَةُ جَدِيدَةٌ → Mobil itu baru
| Kalimat | Mubtada’ | Khabar | Kesesuaian |
|---|---|---|---|
| الْبَابُ مَفْتُوحٌ | الْبَابُ (pintu – mudzakkar) | مَفْتُوحٌ (terbuka – mudzakkar) | Mudzakkar dengan mudzakkar |
| السَّيَّارَةُ جَدِيدَةٌ | السَّيَّارَةُ (mobil – muannats) | جَدِيدَةٌ (baru – muannats) | Muannats dengan muannats |
5. حرف الجَرّ (Huruf Jar) — Kata Depan dalam Bahasa Arab
Huruf jar adalah kata depan yang menyebabkan kata sesudahnya berharakat kasrah (dibaca -i).
Contoh Huruf Jar:
- فِي = di/dalam
- مِن = dari
- إِلَى = ke
- عَلَى = di atas / menempel
Contoh Kalimat:
- الرَّجُلُ فِي الْبَيْتِ → Laki-laki itu di dalam rumah
- الْقَلَمُ عَلَى الْمَكْتَبِ → Pena itu di atas meja
- ذَهَبَ الْمُدَرِّسُ إِلَى الْفَصْلِ → Guru itu pergi ke kelas
- خَرَجَ الوَلَدُ مِنَ الْغُرْفَةِ → Anak laki-laki itu keluar dari kamar
Catatan:
Jika huruf مِن bertemu kata dengan “al” (ال), maka ditulis: مِنَ ال…
6. Penggunaan Kata Ganti: هُوَ dan هِيَ
Digunakan untuk menunjuk orang atau benda.
Cara Menentukan:
| Jenis Kata | Ciri-Ciri | Gunakan |
|---|---|---|
| Nama laki-laki | Tidak berakhiran “ة” | هُوََ |
| Nama perempuan | Berakhiran “ة” atau dikenal feminin | هِيََ |
| Benda pakai “ة” | Contoh: السَاعَةُ، الغُرْفَةُ | هِيََ |
| Benda tanpa “ة” | Contoh: الكِتَابُ، القَلَمُ | هُوََ |
Contoh Kalimat:
- أَيْنَ مُحَمَّد؟ → هُوَ فِي الغُرْفَةِ
- أَيْنَ آمِنَة؟ → هِيَ فِي المَطْبَخِ
7. Kaidah tentang Nama Perempuan
Nama-nama perempuan seperti:
- عَائِشَة
- فَاطِمَة
- مَرْيَم
- آَمِنَة
Tidak boleh:
- Ditanwin (contoh yang salah: عَائِشَةٌ)
- Dijamak atau dibuat bentuk tatsniyah (dua orang), contoh salah: عَائِشَتَان، مَرْيَمَان
Cukup sebut nama aslinya karena sudah dianggap ma’rifat (khusus dan dikenali).
Contoh benar:
عَائِشَةُ ذَهَبَتْ إِلَى السُوقِ
Aisyah pergi ke pasar.
Semoga tulisan ini membantu dan memotivasi untuk terus istiqamah dalam belajar bahasa Arab.
“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Sudah dua kali saya mencoba belajar bahasa Arab melalui kitab Durusul Lughah, namun keduanya terhenti di tengah jalan. Setelah itu, saya sempat beralih ke metode percakapan menggunakan kitab Al-‘Arabiyyah Baina Yadaik, dan ternyata belajar percakapan pun terasa sangat menyenangkan. Namun, saya menyadari bahwa untuk benar-benar bisa memahami dan menyusun kalimat bahasa Arab dengan baik, pemahaman mendalam terhadap nahwu, sharaf, dan kaidah dasar sangatlah penting.
Karena itu, saya memutuskan untuk kembali murojaah (mengulang pelajaran) dari kitab Durusul Lughah al-‘Arabiyyah li Ghayri al-Natiqina Biha karya Dr. V. Abdurrahim, dimulai dari pelajaran pertama. Semoga Allah terus memberikan semangat kepada saya, kamu, dan kita semua dalam menuntut ilmu, khususnya mempelajari bahasa Al-Qur’an. Semoga Allah memudahkan pemahaman kita dan menjadikan kita mudah dalam menghafal kosakata bahasa Arab. Aamiin. Barakallahu fiikum



