Percakapan Perkenalan dalam Bahasa Arab:
Devi: Ismi Devi, Ma ismuki? (اسمي ديفي) → Nama saya Devi.
(ما اسمكِ؟) → Siapa namamu? (untuk perempuan)
Efrina: Ismi Efrina (اسمي إفريـنـا) → Nama saya Efrina.
Devi: Kaifa haluki? (كيف حالكِ؟) → Apa kabar? (untuk perempuan)
Efrina: Bi khairin wal hamdulillah, Wa kaifa haluki anti?
(بِخَيْرٍ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ) → Alhamdulillah, saya dalam keadaan baik.
(وَكَيْفَ حالُكِ أَنتِ؟) → Dan bagaimana kabarmu? (untuk perempuan)Devi: Bi khairin wal hamdulillah (بِخَيْرٍ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ) → Alhamdulillah, saya dalam keadaan baik.
Kaifa haluka? (كيف حالكَ؟) → Apa kabar? (untuk laki-laki)
Ma ismuka? (ما اسمكَ؟) → Siapa namamu? (untuk laki-laki)
Min aina anta? (من أينَ أنتَ؟) → Dari mana kamu? (untuk laki-laki)
Ana min Indonesia (أنا من إندونيسيا) → Saya dari Indonesia.
Hal anta India? (هل أنتَ هندي؟) → Apakah kamu orang India? (untuk laki-laki)
La, Ana Indunisiyyun (لا، أنا إندونيسيٌّ) → Tidak, saya orang Indonesia (laki-laki).
Wa ma jinsiyatuka? (وَمَا جِنْسِيَّتُكَ؟) → Dan apa kewarganegaraanmu? (untuk laki-laki)
Ahlan wa sahlan (أهلاً وسهلاً) → Selamat datang.
Penjelasan:
- Ismi (اسمي) → Nama saya.
- Kaifa haluki? (كيف حالكِ؟) → Apa kabar? (untuk perempuan)
- Kaifa haluka? (كيف حالكَ؟) → Apa kabar? (untuk laki-laki)
- Bi khairin wal hamdulillah (بِخَيْرٍ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ) → Alhamdulillah, saya dalam keadaan baik.
- Wa kaifa haluki anti? (وَكَيْفَ حالُكِ أَنتِ؟) → Dan bagaimana kabarmu? (untuk perempuan)
- Ana min Indonesia (أنا من إندونيسيا) → Saya dari Indonesia.
- Hal anta India? (هل أنتَ هندي؟) → Apakah kamu orang India? (untuk laki-laki)
- La, Ana Indunisiyyun (لا، أنا إندونيسيٌّ) → Tidak, saya orang Indonesia (laki-laki).
- Ahlan wa sahlan (أهلاً وسهلاً) → Selamat datang.
Kosakata yang Digunakan dalam Percakapan
1. Negara (Al-Balad):
- إندونيسيا (Indunisiyya) → Indonesia
- تركيا (Turkiyya) → Turki
- سوريا (Suriya) → Suriah
- تايلاند (Thailanda) → Thailand
- أمريكا (Amrikah) → Amerika
- فرنسا (Faransa) → Perancis
2. Kebangsaan (Al-Jinsiyyah):
- إندونيسيٌّ (Indunisiyyun) → Orang Indonesia (laki-laki)
- إندونيسيّةٌ (Indunisiyyah) → Orang Indonesia (perempuan)
- تركيٌّ (Turkiyyun) → Orang Turki (laki-laki)
- تركيّةٌ (Turkiyyah) → Orang Turki (perempuan)
- سوريٌّ (Suryiyyun) → Orang Suriah (laki-laki)
- سوريّةٌ (Suryiyyah) → Orang Suriah (perempuan)
- أمريكيٌّ (Amrikiyyun) → Orang Amerika (laki-laki)
- أمريكيّةٌ (Amrikiyyah) → Orang Amerika (perempuan)
- Hādzā ṣādiqī Arif, huwa muhandis
هَذَا صَدِيقِي عَارِفٌ، هُوَ مُهَنْدِسٌ
Ini adalah teman saya, Arif, dia seorang insinyur.- Hādzīhi Efrina, hiya tajira Cireng Dapur Umsay
هَذِهِ إِفْرِينَّا، هِيَ تَاجِرَةٌ سِيرِنجٍ دَابُور أُمْسَيْ
Ini adalah Efrina, dia seorang pengusaha cireng Dapur Umsay (sebuah merek).- Hādzā akhī shaghīr Heri huwa muddaris
هَذَا أَخِي صَغِيرٌ هِيرِي هُوَ مُدَرِّسٌ
Ini adalah adik laki-laki saya, Heri, dia seorang guru.
Penjelasan Penggunaan:
- Akhī (أَخِي) digunakan untuk adik laki-laki, sedangkan ukhtī (أُخْتِي) digunakan untuk kakak perempuan.
- Shaghīr (صَغِيرٌ) dan kabīr (كَبِيرٌ) menandakan usia yang lebih muda (adik) dan lebih tua (kakak).
- Hadzā (هَذَا) untuk laki-laki, dan hādzihi (هَذِهِ) untuk perempuan, yang merujuk kepada orang yang sedang dibicarakan.
- هُوَ (Huwa): berarti “dia” untuk laki-laki. هِيَ (Hiya): berarti “dia” untuk perempuan.
3. Profesi (Al-Mihnah):
- مدرس (Muddaris) → Guru (laki-laki)
- معلمة (Mu’allimah) → Guru (perempuan)
- طالب (Taalib) → Pelajar (laki-laki)
- طالبة (Taalibah) → Pelajar (perempuan)
- مهندس (Muhandis) → Insinyur (laki-laki)
- مهندسة (Muhandisah) → Insinyur (perempuan)
- طبيب (Tabeeb) → Dokter (laki-laki)
- طبيبة (Tabeebah) → Dokter (perempuan)
- ربّة البيت (Rabbatul Bait) → Ibu Rumah Tangga
Hādzīhi usratī (هذه أسرتي) Artinya: Ini adalah keluarga saya.
Man hadzhā? (من هذا؟) Artinya: Siapa ini? (untuk laki-laki)
Hadzhā walidī ‘Abdullāh wa huwa muhandis (هذا والدي عبد الله وهو مهندس) Artinya: Ini adalah ayah saya, Abdullah, dan dia seorang insinyur
Wa man hadzīhi? (ومن هذه؟) Artinya: Siapa ini? (untuk perempuan)
Wa hādzha jiddan wa hādzīhi jaddatī (وهذا جدي وهذه جدتي) Artinya: Ini adalah kakek saya, dan ini adalah nenek saya.
Kenapa usra disebut mu’annats?
Usra (keluarga) adalah kata feminin dalam bahasa Arab, meskipun yang dimaksud bisa laki-laki atau perempuan. Kata benda dalam bahasa Arab bisa feminin atau maskulin berdasarkan bentuknya, bukan berdasarkan jenis kelamin orang yang dimaksud.
“Usratī” (أسرتي) berarti keluarga saya. Kata “usra” (أسرة) dalam bahasa Arab adalah kata benda feminin (mu’annats), sehingga harus diikuti dengan bentuk kata ganti atau kata sifat yang juga feminin.
Dalam hal ini, “usra” (keluarga) memang diikuti dengan kasrah (i) karena itu adalah kata benda feminin.
4. Keluarga (Al-Usroh):
- والد (Walid) → Ayah
- والدة (Walidah) → Ibu
- جد (Jadd) → Kakek
- جدة (Jaddah) → Nenek
- أخ (Akh) → Saudara laki-laki
- أخت (Ukht) → Saudara perempuan
- ابن (Ibn) → Anak laki-laki
- ابنة (Ibnah) → Anak perempuan
- عم (Amm) → Paman dari pihak ayah
- عمة (Ammat) → Bibi dari pihak ayah
- خال (Khal) → Paman dari pihak ibu
- خالة (Khalah) → Bibi dari pihak ibu
Hādzā shajaratun? (هَذَا شَجَرَةٌ؟) → Apakah ini sebuah pohon?
Na‘am, hādzihi usratun Rasūlullāh ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam.
(نَعَمْ، هَذِهِ أُسْرَةٌ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.) → Ya, ini adalah keluarga Rasulullah ﷺ.
Hādzha wāliduhu ‘Abdullāh, wa hādzihi wālidatuhu ‘Āminah, wa hādzha jadduhu ‘Abd al-Muṭṭalib, wa hādzha ‘ammuhu Ḥamzah, wa hādzihi ‘ammatuhu Ṣafīyah, wa hādzha ibnuhu Qāsim, wa hādzihi ibnatuhu Fāṭimah.
(هَذَا وَالِدُهُ عَبْدُ اللَّهِ وَهَذِهِ وَالِدَتُهُ آمِنَةُ وَهَذَا جَدُّهُ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ وَهَذَا عَمُّهُ حَمْزَةُ وَهَذِهِ عَمَّتُهُ صَفِيَّةُ وَهَذَا ابْنُهُ قَاسِمٌ وَهَذِهِ ابْنَتُهُ فَاطِمَةُ.) → Ini ayahnya, Abdullah, dan ini ibunya, Aminah, dan ini kakeknya, Abdul Muthalib, dan ini pamannya, Hamzah, dan ini bibinya, Safiyah, dan ini anak laki-lakinya, Qasim, dan ini anak perempuannya, Fatimah.
Penjelasan:
- Wālidi/Wālidatuhu (وَالِدِي / وَالِدَتُهُ):
- Wālidi (والدي) berarti “ayahku” dalam bentuk kepemilikan untuk diri sendiri.
- Wālidatuhu (والدته) berarti “ibunya” dalam bentuk kepemilikan (menunjukkan bahwa ini adalah ibu dari orang yang dibicarakan).
- Wālidu (والدُ) adalah kata dasar yang berarti “ayah”.
- Wālidah (والدة) adalah kata dasar yang berarti “ibu”.
- Ibn (ابن) dan Ibnu (ابنُ):
- Ibn (ابن) berarti “anak laki-laki” dalam bahasa Arab.
- Ibnu (ابنُ) adalah bentuk terikat yang menunjukkan kepemilikan, seperti dalam “ibnu Rasūl” (ابن رسول) yang berarti “anak laki-laki Rasul”.
- Jadi ibnuhu (ابنُهُ) berarti “anak laki-lakinya”, dan ibnatuhu (ابنَتُهُ) berarti “anak perempuannya”.
- Ibnu (ابنُ) dan Ibnatuhu (ابنتُهُ):
- Ibnu (ابنُ) digunakan untuk menyatakan anak laki-laki atau anak seorang laki-laki.
- Ibnatuhu (ابنتُهُ) digunakan untuk menyatakan anak perempuan dari orang yang sedang dibicarakan.
Kesimpulannya:
- Wālid berarti ayah dan wālidah berarti ibu.
- Ibn digunakan untuk anak laki-laki, sedangkan ibnat digunakan untuk anak perempuan.
5. Tempat Tinggal dan Bangunan (Al-Makan):
- بيت (Bait) → Rumah
- شقة (Shiqah) → Apartemen
- جامعة (Jami’ah) → Universitas
- مطار (Matar) → Bandara
- مقبرة (Maqbarah) → Kuburan
6. Hari dan Angka dalam Bahasa Arab:
Hari dalam Seminggu (Al-Ayam):
- السبت (As-Sabt) → Sabtu
- الأحد (Al-Ahad) → Minggu
- الإثنين (Al-Itsnayn) → Senin
- الثلاثاء (At-Tsulatsa) → Selasa
- الأربعاء (Al-Arbi’a) → Rabu
- الخميس (Al-Khamis) → Kamis
- الجمعة (Al-Jum’ah) → Jumat
Angka dalam Bahasa Arab (Al-Adad):
- ٠ (Sifr) → Nol
- ١ (Wahid) → Satu
- ٢ (Itsnan) → Dua
- ٣ (Tsalatsah) → Tiga
- ٤ (Arba’ah) → Empat
- ٥ (Khamsah) → Lima
- ٦ (Sittah) → Enam
- ٧ (Sab’ah) → Tujuh
- ٨ (Thamaniyah) → Delapan
- ٩ (Tis’ah) → Sembilan
- ١٠ (Asharah) → Sepuluh
TANYA JAWAB:
1. ما (Ma) – Apa?
ما هذا؟ (Ma hadza?) → Apa ini? هذا قلم. (Hadza qalam.) → Ini sebuah pulpen.
ما اسمك؟ (Ma ismuka?) → Siapa namamu? (untuk laki-laki) اسمي علي. (Ismi Ali.) → Nama saya Ali.
2. هل (Hal) – Apakah? (Jawaban iya/tidak)
هل أنت طالب؟ (Hal anta taalib?) → Apakah kamu seorang pelajar? (untuk laki-laki)
نعم، أنا طالب. (Na’am, ana taalib.) → Ya, saya seorang pelajar.
لا، أنا معلم. (La, ana mu’allim.) → Tidak, saya seorang guru.
هل تحب القراءة؟ (Hal tuhibbu al-qira’ah?) → Apakah kamu suka membaca?
نعم، أحب القراءة. (Na’am, uhibbu al-qira’ah.) → Ya, saya suka membaca.
لا، لا أحب القراءة. (La, la uhibbu al-qira’ah.) → Tidak, saya tidak suka membaca.
3. من (Min) – Siapa? / Dari mana?
من أنت؟ (Man anta?) → Siapa kamu? (untuk laki-laki)
أنا علي. (Ana Ali.) → Saya Ali.
من أين أنت؟ (Min ayna anta?) → Dari mana kamu? (untuk laki-laki)
أنا من مصر. (Ana min Misr.) → Saya dari Mesir.
أنا من إندونيسيا. (Ana min Indonesia.) → Saya dari Indonesia.
4. ماذا (Mādzhā) – Apa yang…
Pertanyaan:
ماذا تفعل؟ (Mādzā taf’alu?) → Apa yang kamu lakukan? (untuk laki-laki)
أقرأ كتابًا. (Aqra’u kitaaban.) → Saya membaca buku.
Ringkasan Jawaban:
- ما (Ma): Digunakan untuk menjawab dengan penjelasan atau menyebutkan sesuatu. Contoh: هذا قلم. (Ini sebuah pulpen.)
- هل (Hal): Jawabannya bisa نعم (ya) atau لا (tidak).
- من (Min): Jawabannya bisa berupa nama atau asal. Contoh: أنا من مصر. (Saya dari Mesir.)
- ماذا (Mādzhā): Jawaban umumnya berupa kegiatan atau kejadian. Contoh: أقرأ كتابًا. (Saya membaca buku.)
Ini adalah kali kelima saya belajar bahasa Arab. Sebelumnya, saya hanya mengenal kosakata dasar seperti “ini meja, ini kursi,” dan pernah mencoba belajar bahasa Arab Amiyah. Namun, saya sempat salah masuk kelas dan malah mengikuti kelas bahasa Arab tingkat tinggi. Kini, untuk kelima kalinya, saya kembali belajar bahasa Arab, fokus pada percakapan sehari-hari dalam bahasa Arab Fusha di Darul Lughah.
Saya ingin menguasai bahasa Arab agar bisa lebih memahami Al-Qur’an dan dapat berinteraksi dengan orang Arab ketika sedang berkunjung ke Haramain. Semoga Allah memberikan keistiqomahan dalam perjalanan saya belajar bahasa Arab, meskipun jujur terkadang terasa sulit. Namun, bahasa Arab itu sangat menyenangkan. Kata ustadzah saya, “Qurrota A’yun, Hafidzahullah,” Yang membuat bahasa Arab terasa sulit adalah kebiasaan menerjemahkan kata demi kata. Di Darul Lughah, ustadzah selalu menggunakan bahasa Arab 100% selama kelas berlangsung, yang membuat kami lebih terbiasa dan terbantu dalam memahami serta mengaplikasikan bahasa Arab secara langsung. Beliau menjelaskan dengan cara yang lebih mudah, menggunakan sedikit gerakan atau bahasa tubuh, sehingga kami bisa lebih mudah memahami. Saya sangat merekomendasikan teman-teman untuk belajar di Darul Lughah, Insya Allah bermanfaat. Semoga Allah mudahkan kita dalam menuntut ilmu syari’. Aamiin. Barakallahu fiikum