Kekayaan dan posisi Islam memberikan pandangan dan inspiratif tentang apakah Islam benar-benar menyuruh umatnya untuk menjadi kaya? Sedangkan terdapat hadits sebagai berikut:
“Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Mana yang lebih baik antara “Kaya yang Bersyukur” atau “Miskin yang Bersabar“, Ada pendapat yang berpendapat bahwa menjadi kaya dan tetap bersyukur lebih baik daripada menjadi miskin dan bersabar. Karena dalam keadaan kaya, ujian yang dihadapi lebih besar karena diperlukan ketekunan untuk tetap bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah. Sementara itu, bagi yang miskin, situasinya mungkin sudah diukur oleh keadaan, dan bersabar bisa menjadi sikap yang lebih mudah diterapkan.
Namun, yang perlu diingat adalah, pada hakikatnya, baik menjadi kaya yang bersyukur maupun miskin yang bersabar, keduanya memiliki keutamaan masing-masing. Allah dengan tegas menyatakan dalam firman-Nya di Al-Quran bahwa yang paling utama dan baik di antara manusia adalah mereka yang hidup dengan bertaqwa kepada-Nya. Dengan demikian, keberkahan bukan hanya terletak pada status kekayaan atau kemiskinan, melainkan pada sejauh mana seseorang menjalani hidup dengan takwa kepada Allah.
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (QS. Al Hujurat: 13)
Kenapa Islam menyuruh kita menjadi kaya? Yuk, kita telaah poin-poin yang disampaikan oleh Ustadz Khalid.
1. Sifat Allah yang Maha Kaya
Sifat Allah yang Maha Kaya memberikan dasar bagi umat Islam untuk berusaha mencapai kekayaan. Allah adalah sumber segala kekayaan dan kemurahan. Allah-lah tempat bergantung seluruh makhluk.
2. Teladan dari Rasulullah
Ustadz Khalid menyampaikan bahwa Rasulullah bukan hanya seorang nabi, tetapi juga contoh teladan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam meraih kekayaan. Pembahasan akan melibatkan perjalanan berdagang Rasulullah dan kebijakan pernikahan yang menunjukkan kearifan dalam keuangan.
- Rasulullah berdagang selama 19 tahun, mulai dari usia 21 tahun hingga usia 40 tahun.
- Rasulullah menikahi istri-istri dengan mahar yang besar.
- Rasulullah menyediakan rumah bagi setiap istri, menunjukkan tanggung jawab dan keadilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
- Rasulullah mempersiapkan perlengkapan perang terbaik
- Rasulullah memiliki kendaraan dan pakaian terbaik
3. Teladan dari Para Rasulullah
“Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihis salam dahulu juga makan dari hasil kerja keras tangannya.” (HR. Bukhari, no. 2072, dari Al-Miqdam). Bahkan sebagaimana disebutkan dalam hadits ini, mencari kerja dengan tangan sendiri sudah dicontohkan oleh para nabi seperti Nabi Daud ‘alaihis salam.
Sumber https://rumaysho.com/26761-inilah-pekerjaan-terbaik-menurut-nabi-muhammad.html
4. Syahadat & Harta
Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (QS. At Taubah: 60)
5. Shalat & Harta
Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di surga.” (HR. Bukhari no. 450 dan Muslim no. 533)
6. Zakat bagi yang mampu
Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk. (QS. Al Baqarah: 43)
7. Ramadhan & Harta
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sumber https://rumaysho.com/15838-8-keutamaan-memberi-makan-buka-puasa.html
8. Haji Bagi yang Mampu
Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam. (QS. Ali Imran: 97)
Dari ayat ini, kita memahami pentingnya berusaha untuk mencapai kecukupan materi agar dapat melaksanakan ibadah haji, dan bukan semata untuk memenuhi keinginan duniawi semata.
9. Jihad & Harta
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka lebih agung derajatnya di hadapan Allah. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. At Taubah: 20)
Tidak sama orang-orang mukmin yang duduk (tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa uzur). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang terbaik (surga), (tetapi) Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang duduk dengan pahala yang besar. (QS. An Nisa: 95)
10. Ilmu & Harta
Sebagaimana dalam menuntut ilmu, diperlukan sejumlah harta, termasuk untuk perjalanan menuju tempat belajar, pembelian buku, atau biaya pendidikan seperti SPP sekolah, dll
11. Rahim & Harta
Kita membutuhkan uang untuk mengisi bensin saat berkunjung ke tempat orangtua, saudara, atau kerabat baik di dalam kota maupun luar kota. Belum lagi, adanya kebutuhan untuk memberikan hadiah kepada keluarga. Hal ini tentu memerlukan harta untuk mengamalkan sunnah Rasulullah
Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah kalian saling memberi hadiah, karena hal itu akan membuat kalian saling mencintai.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro 6/169, hasan)
12. Menikah & Harta
Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An Nur: 32)
Dari ayat di atas, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Carilah kaya (hidup berkecukupan) dengan menikah.” (Diriwayatkan dari Ibnu Jarir). Imam Al-Baghawi menyatakan pula bahwa ‘Umar menyatakan seperti itu pula. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:533. – Sumber https://rumaysho.com/
13. Nafkah Istri
Dalam Islam, salah satu kewajiban suami adalah memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya. Allah berfirman:
“Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya.” (QS. Al-Baqarah: 233)
14. Persahabatan dan Harta
Persahabatan sejati juga melibatkan kemampuan berbagi rezeki. Dalam Islam, membantu saudara sesama muslim dengan harta adalah bentuk ibadah. Rasulullah bersabda:
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam kasih sayang dan kelembutan di antara mereka seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)
Dinar dan dirham yang dimiliki seorang muslim lebih baik diberikan kepada saudaranya yang membutuhkan. Sebagaimana dikatakan: “Mulai royal dulu, baru muncul loyal.” Saling memberi dapat mempererat ukhuwah Islamiyah.
15. Ihsan kepada Fakir dengan Harta
Surah Al-Baqarah ayat 261-274 menekankan pentingnya menggunakan harta sebagai sarana kebaikan. Sedekah yang dilakukan dengan niat tulus akan mendapatkan pahala berlipat ganda, bahkan hingga tujuh ratus kali lipat. Namun, Islam mengajarkan agar sedekah dilakukan dengan adab, seperti tidak menyakiti penerima dan memberikan dari harta terbaik yang kita miliki.
Memberikan sedekah secara diam-diam dianggap lebih baik karena menjaga keikhlasan dan menghindari riya. Ayat-ayat ini mengingatkan bahwa harta bukan tujuan hidup, melainkan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan manfaat kepada sesama. Allah juga menjanjikan keberkahan bagi mereka yang percaya dan beramal dengan hartanya secara benar.
Sedekah adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Allah berfirman:
“Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu baik. (Akan tetapi,) jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik bagimu. Allah akan menghapus sebagian kesalahanmu.” (QS. Al-Baqarah: 271)
Kekayaan memberikan peluang untuk berbuat baik kepada mereka yang membutuhkan.
16. Hadiah dan Harta
Pemberian hadiah adalah cara lain untuk menumbuhkan kasih sayang. Rasulullah menganjurkan umatnya untuk saling memberi hadiah agar tercipta hubungan yang harmonis.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, tahaadu tahaabbu, “Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
17. Pemenuhan Kebutuhan dan Harta
Harta memungkinkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Semua ini adalah bagian dari menjaga kesejahteraan hidup sesuai syariat.
18. Sehat dan Harta
Memiliki harta memudahkan seseorang untuk menjaga kesehatan, seperti membeli makanan bergizi, mendapatkan perawatan medis, dan menjaga kebugaran tubuh.
19. Sakit dan Harta
Ketika sakit, harta dapat digunakan untuk pengobatan dan perawatan terbaik yang mendukung kesembuhan.
20. Sembuh dan Harta
Harta juga dapat digunakan untuk bersyukur kepada Allah atas kesembuhan, misalnya dengan bersedekah.
21. Surga dan Harta
Sedekah yang dilakukan dengan ikhlas dapat menjadi jalan menuju surga.
22. Nama Baik dan Harta
Harta yang digunakan untuk kebaikan, seperti membantu masyarakat atau membangun fasilitas umum, dapat meningkatkan nama baik seseorang.
23. Kedudukan dan Harta
Harta juga dapat digunakan untuk mendukung peran seseorang dalam masyarakat, seperti menjadi pemimpin yang amanah dan memperjuangkan kepentingan umat.
24. Awet Muda dan Harta
Gaya hidup sehat yang didukung oleh kemampuan finansial dapat membantu seseorang menjaga kebugaran dan penampilan.
25. Pahala Hewan, Tumbuhan, Air, Tanah, dan Api
Islam mengajarkan bahwa setiap pemberian yang bermanfaat akan mendatangkan pahala:
- Memberi makan hewan peliharaan.
- Menanam pohon yang buahnya dimanfaatkan orang lain.
- Menyediakan air minum untuk orang yang membutuhkan.
- Memanfaatkan tanah untuk pertanian.
- Memberikan penerangan (lampu atau api) bagi yang memerlukannya.
26. Rumah, Kendaraan, Yatim, dan Janda
Harta dapat digunakan untuk membangun rumah yang nyaman, menyediakan kendaraan, membantu anak yatim, dan mendukung para janda yang membutuhkan.
27. Safar, Wasiat, dan Warisan
Safar atau perjalanan ibadah memerlukan kemampuan finansial. Wasiat dan warisan juga menjadi instrumen penting dalam pengelolaan harta secara Islami.
28. Hutang Piutang dan Solusi Jitu (Sedekah)
Islam mengajarkan pentingnya mengelola hutang piutang dengan baik. Sedekah juga dianjurkan sebagai solusi untuk memperluas rezeki dan menghapus dosa.
“Barangsiapa memudahkan urusan orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)
Islam tidak memandang harta sebagai tujuan hidup, melainkan sebagai sarana untuk meraih ridha Allah. Dengan menggunakan kekayaan secara bijak dan sesuai syariat, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah dan membawa manfaat bagi sesama. Semoga catatan ini menginspirasi kita semua untuk menjadi kaya yang penuh berkah. Aamiin, Barakallahu fiikum
DAUROH BISNIS “Cara Sukses Menjadi Juragan Dunia Akhirat”
Ustadz Khalid Basalamah ﺣَﻔِﻈَﻪُ ﺍﻟﻠﻪ
HOTEL GREN ALIA, JAKPUS