Shafura.com
  • Home
  • Belajar Islam
    • Adabul Mufrad
    • Adab wal Akhlak
    • Bahasa Arab
    • Fiqh Madzhab
    • Fiqh Muamalah
      • Mindset
    • Makna Dzikir & Doa
    • Haji & Umrah
  • Catatan Kajian
  • Inspirasi
    • Bisnis
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Minimalis
    • Travelling
  • Resep
    • Resep Umum
    • Resep Diet DEBM
  • Layanan
    • Jasa Pembuatan Website
    • Jasa Pemasaran Digital
    • Pakaian Syari Murah
  • Arsip
No Result
View All Result
Shafura.com
  • Home
  • Belajar Islam
    • Adabul Mufrad
    • Adab wal Akhlak
    • Bahasa Arab
    • Fiqh Madzhab
    • Fiqh Muamalah
      • Mindset
    • Makna Dzikir & Doa
    • Haji & Umrah
  • Catatan Kajian
  • Inspirasi
    • Bisnis
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Minimalis
    • Travelling
  • Resep
    • Resep Umum
    • Resep Diet DEBM
  • Layanan
    • Jasa Pembuatan Website
    • Jasa Pemasaran Digital
    • Pakaian Syari Murah
  • Arsip
No Result
View All Result
Shafura.com
No Result
View All Result

Nggak Semua Perempuan Suka Dipanggil “Ibu”: Hormat Itu Soal Cara

Ummu Farid by Ummu Farid
May 22, 2025
in Gaya Hidup
0
Nggak Semua Perempuan Suka Dipanggil “Ibu”: Hormat Itu Soal Cara
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Di usia saya yang baru masuk ke-32 tahun, usia mamah saya baru masuk 50 tahun.
Beliau memang menikah muda, dan kalau kami jalan bareng, sering dikira kakak-adik. Hehe.

Saya sadar betul bahwa angka umur bisa banget memengaruhi persepsi orang.
Tapi jujur aja, ada satu hal yang masih sering bikin saya geli sendiri: dipanggil “ibu-ibu.”

Bukan karena saya menolak tua, dan bukan juga karena saya nggak siap jadi orang tua. Tapi, cara orang menyapa itu seringkali mencerminkan ego, menciptakan jarak sosial, atau menunjukkan “rasa hormat” yang justru salah sasaran.

Saya tahu maksudnya mungkin hormat. Tapi tidak semua perempuan merasa dihargai dengan sapaan itu. Apalagi kalau konteksnya nggak pas. Kadang rasanya… tua banget gueee.

Kalau Anak Usia 7 Tahun Manggil “Ibu”, Masih Masuk Akal

Diriwayatkan bahwa usia umat Nabi Muhammad ﷺ berkisar antara 60–70 tahun:

“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sedikit dari mereka yang melampauinya.” (HR. Tirmidzi)

Jadi kalau usia saya sekarang sudah 32 tahun ya, bisa dibilang sudah setengah jalan. Saya menikah di usia 23 tahun. Kalau langsung punya anak, ya sekarang anak saya sudah berusia sekitar 8 tahun. Jadi kalau anak kecil usia 7 tahun manggil saya “ibu”, itu logis.

Tapi kalau yang manggil saya “ibu” itu orang yang lebih muda 7 tahun dari saya, misalnya umur 25 tahun…maaf-maaf nih, rasanya pengen saya cubit pakai mindset.

Kita udah minta pelan-pelan, “Panggil aja kakak, santai kok.”
Eh tetep aja ngotot “ibu”, katanya biar sopan.
Padahal adik kandung saya sendiri beda 11 tahun.

Hormat Itu Niat Baik, Tapi Perlu Perasaan

Sering banget saya dengar orang bilang:

“Tapi kan itu tanda hormat, makanya panggil bapak / ibu”

Ya, saya ngerti. Tapi cara menghormati orang beda-beda. Dan nggak semua orang merasa dihormati dengan dipanggil “ibu”. Bahkan banyak perempuan yang sudah punya anak lima, usia di atas 50 tahun pun lebih suka dipanggil ‘kakak’ atau namanya langsung.

Menurut Psikolog Meity Arianti:

“Jangan dianggap sepele, beberapa perempuan itu tak suka dipanggil ‘ibu’, ‘bunda’, atau ‘mami’. Panggilan itu ngaruh banget buat beberapa perempuan.”

Kadang, sapaan yang niatnya menghormati malah bikin canggung, atau lebih parah: bikin merasa dikotakkan usia. Padahal belum tentu cocok.

Panggilan ‘Kakak’? Cocok, Tapi Tergantung Konteks

Saya juga sering ketemu orang yang usianya lebih tua dari saya, tapi malah manggil saya “kakak”.
Nah ini yang bikin saya juga ngerasa nggak nyaman banget.

Lho, saya ini lebih muda loh dari kamu.
Bahkan kadang, yang manggil saya “kakak” itu usianya lebih tua dari mamah saya sendiri. Masa iya saya dipanggil kakak? Kenapa sih nggak panggil nama aja langsung kalau memang kita seusia atau dia lebih tua?

Karena buat saya, saya nggak akan panggil orang yang sepantaran bahkan lebih muda dari saya pakai sapaan “kakak” atau “mas”. Saya cukup panggil nama saja.

Tapi kalau memang lebih tua, saya panggil “kakak” sebagai bentuk hormat.
Dan kalau memang usianya selevel mamah saya, barulah saya panggil “ibu” itu baru pas, pantas, dan realistis.

Jadi sistem saya begini:

  • Lebih muda → panggil nama

  • Lebih tua → panggil kakak

  • Seumuran orang tua → baru panggil ibu

Adil, realistis, dan nggak maksa!

Lucunya, ibu-ibu seusia mamah saya kadang malah panggil “mbak” atau bahkan “ibu” 😅

Tapi ya… ada juga kok orang yang lebih muda dari saya jauh, tapi panggil saya langsung pakai nama dan jujur HAPPY banget. haha. Lebih terasa akrab dan santai.

Jadi… kalau kamu lebih nyaman panggil saya nama saja, trust me I’m more than okay with that. 😄

Jadi kadang harus siap juga denger panggilan “ibu” yang dilempar asal, meskipun hati kecil ini masih teriak lirih,

“Emang kamu anak saya?” 😌

“Mbak” Juga Bukan Jawaban Universal

Saya juga nggak terlalu nyaman dipanggil “mbak”, to be honest.
Bukan karena saya benci budaya Jawa, tapi saya bukan orang Jawa.

Karena percaya deh, semua orang punya preferensi sendiri soal panggilan.
Dan menghormati pilihan itu adalah bagian dari komunikasi yang baik.

Jadi, buat kamu yang suka banget panggil semua perempuan dengan “ibu” boleh loh sesekali tanya, “Kamu nyaman dipanggil apa?”

Karena nggak semua hormat itu harus lewat sebutan yang membuat orang merasa tua, jauh, atau nggak dikenal.

Dan buat kamu yang suka banget ngotot pakai sapaan formal demi alasan “kesopanan”… coba tanya lagi ke diri sendiri: “Ini benar-benar sopan, atau cuma gengsi yang dibungkus etika?”

Jadi kalau kamu yang lagi baca ini usianya di bawah saya alias 31 tahun ke bawah boleh banget panggil saya “kakak”, ya. Tapi kalau kamu usianya 32 tahun atau bahkan lebih tua dari saya, ya udah… panggil nama aja langsung. Oke? Oke dong 😄✌️

Kalau belum kenal, oke lah panggil “kak-kak”, “bu-bu”, atau apa pun yang terasa aman.
Tapi kalau udah kenalan, dan sebenarnya juga tahu usia masing-masing berapa…

Ya, disesuaikan lahhh…

Nggak perlu lebay hormat, tapi juga jangan maksa formal. Yang penting nyaman dua arah, bukan sekadar ikut template sosial.

Jujur saja, dibanding dipanggil “ibu”, saya jauh lebih nyaman dengan sapaan “Ummu Farid” (ibunya Farid) atau cukup “Umm” saja, Wkwk.

Kalau kamu juga pernah ngerasa nggak nyaman dipanggil “ibu”, “mbak”, “bunda”, atau sejenisnya, drop pendapat kamu di komentar. Barakallahu fiikum…

Tags: Dipanggil IbuEgo Dalam SapaanGengsi PanggilanJangan Panggil IbuPanggilan PerempuanTeam Kakak

RELATED POST

Aku Hapus WhatsApp Setelah Instagram, Ini Alasannya…

Aku Hapus WhatsApp Setelah Instagram, Ini Alasannya…

July 22, 2025
Cara Mutasi & Balik Nama Mobil: Proses Normal vs. Pemutihan

Cara Mutasi & Balik Nama Mobil: Proses Normal vs. Pemutihan

May 23, 2025
Dari Jualan Produk Fisik, Bos Artis, Sampai Fokus Bisnis Jasa: Begini Ceritanya

Dari Jualan Produk Fisik, Bos Artis, Sampai Fokus Bisnis Jasa: Begini Ceritanya

January 10, 2025
Cara Efektif Mengatur Jadwal Harian untuk Produktivitas Maksimal

Cara Efektif Mengatur Jadwal Harian untuk Produktivitas Maksimal

January 10, 2025
Next Post
Cara Mutasi & Balik Nama Mobil: Proses Normal vs. Pemutihan

Cara Mutasi & Balik Nama Mobil: Proses Normal vs. Pemutihan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CARI ARTIKEL

No Result
View All Result

KATEGORI BLOG

  • Belajar Islam
    • Adab wal Akhlak
    • Adabul Mufrad
    • Bahasa Arab
    • Fiqh Ibadah
    • Fiqh Jenazah
    • Fiqh Madzhab
    • Fiqh Muamalah
      • Mindset
    • Haji & Umrah
    • Makna Dzikir & Doa
  • Catatan Kajian
  • Inspirasi
    • Bisnis
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Minimalis
    • Travelling
  • Resep
    • Resep Diet DEBM
    • Resep Umum
  • Terbaru

BLOG ARSIP

  • July 2025
  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024
  • December 2023
  • November 2023
  • October 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • November 2022
  • October 2022
  • May 2021
  • April 2021
  • November 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • March 2020
  • January 2020
  • October 2019
  • June 2019
  • March 2019
  • January 2019
  • December 2018
  • August 2018
  • July 2018
  • August 2017
  • July 2017

POST POPULER

  • Step-by-Step Menyiapkan Umrah Mandiri

    Step-by-Step Menyiapkan Umrah Mandiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Salah Urutan! Hindari Kesalahan Fatal Saat Booking Tiket Umrah Mandiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Checklist Perlengkapan Umrah yang Wajib Disiapkan Sebelum Berangkat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Safar Umrah 14 Hari, Biaya Hemat di Bawah 25 Juta!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memahami Konsep Rezeki dengan Benar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Shafura.com

Shafura.com adalah wadah untuk berbagai catatan kajian, pembelajaran hidup minimalis, tips bisnis, informasi kesehatan, dan pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Selengkapnya...

© 2024 Shafura.com. All Right Reserved | Web Dev by WebNesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Belajar Islam
    • Adabul Mufrad
    • Adab wal Akhlak
    • Bahasa Arab
    • Fiqh Madzhab
    • Fiqh Muamalah
      • Mindset
    • Makna Dzikir & Doa
    • Haji & Umrah
  • Catatan Kajian
  • Inspirasi
    • Bisnis
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Minimalis
    • Travelling
  • Resep
    • Resep Umum
    • Resep Diet DEBM
  • Layanan
    • Jasa Pembuatan Website
    • Jasa Pemasaran Digital
    • Pakaian Syari Murah
  • Arsip

© 2024 Shafura.com. All Right Reserved | Web Dev by WebNesia