Lapang dada adalah perasaan bahagia, tenang, dan nyaman yang dirasakan seseorang ketika menjalani kehidupan. Nafas yang dalam, tanpa rasa resah, galau, atau sempit hati, adalah tanda dari kelapangan dada yang berasal dari keimanan dan keyakinan penuh kepada Allah.
Mentauhidkan Allah dan Mengikhlaskan Agama
Tauhid adalah mengesakan Allah dalam segala sesuatu yang khusus hanya bagi-Nya, seperti kekuasaan, penciptaan, dan pengaturan. Keyakinan bahwa hanya Allah yang mengatur rezeki, menentukan segala sesuatu, dan tidak ada yang mampu menahan atau memberikan kecuali dengan izin-Nya, akan membuat hati seseorang tenang. Ketika kita meyakini bahwa semua telah ditakdirkan oleh Allah, maka kita tidak akan resah menghadapi ujian dunia.
Mengimani Takdir
Percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi telah ditetapkan oleh Allah 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi dalam Lauhul Mahfudz. Apa yang tertulis di dalamnya pasti akan terjadi, dan dengan meyakini ini, hati menjadi lapang karena mengetahui bahwa semua terjadi dengan kehendak Allah.
Sungguh, jika engkau (Nabi Muhammad) bertanya kepada mereka (kaum musyrik Makkah) siapa yang menciptakan langit dan bumi, niscaya mereka menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Kalau begitu, tahukah kamu tentang apa yang kamu sembah selain Allah jika Allah hendak mendatangkan bencana kepadaku, apakah mereka (sesembahan itu) mampu menghilangkan bencana itu atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat mencegah rahmat-Nya?” Katakanlah, “Cukuplah Allah (sebagai pelindung) bagiku. Hanya kepada-Nya orang-orang yang bertawakal berserah diri.” (QS. Az Zumar: 38)
Kekuatan Doa
Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa, dan doa adalah salah satu cara untuk mendapatkan kelapangan dada. Dalam keadaan sulit, berdoa dan mengucapkan “Alhamdulillah” akan membuka pintu kelapangan hati. Nabi Ibrahim, sebagai pemimpin ahli tauhid, tetap berserah diri meski dalam ujian berat seperti ketika dilemparkan ke dalam api.
Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina. (QS. Gafir: 60)
Bersyukur Atas Nikmat Allah
Berdoa agar diberi kemampuan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Syukur adalah salah satu kunci untuk menjaga hati tetap lapang dan tidak sempit dalam menghadapi berbagai ujian dunia.
Keikhlasan dalam Beribadah
Keikhlasan adalah melakukan amal hanya untuk Allah tanpa mengharapkan sanjungan atau pujian dari manusia. Orang yang ikhlas tidak peduli apakah amalnya dilihat oleh orang lain atau tidak, yang penting adalah apakah Allah ridha atau tidak. Ini akan menyebabkan lapang dada, karena tidak ada beban untuk mencari perhatian manusia.
Mengikhlaskan Ibadah Hanya kepada Allah
Ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah tanpa meminta perantara atau syafaat dari makhluk lain akan membuat hati lebih lapang. Firman Allah dalam Al-Bayyinah: 5 menyebutkan bahwa manusia diperintahkan hanya untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas.
Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar). (QS. Al Bayyinah: 5)
Menjauhi Riya dan Kesyirikan
Orang yang riya, atau berpura-pura dalam beramal untuk mendapatkan pujian manusia, tidak akan pernah merasakan lapang dada. Sebaliknya, siapa pun yang menghindari riya dan mengerjakan amal hanya untuk Allah, akan merasakan ketenangan dan kelapangan dalam hatinya.
Memperbaiki Hubungan dengan Allah
Siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah dan memperbaiki rahasia hatinya dengan ikhlas, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan manusia. Hal ini akan membawa kelapangan dada dan menyingkirkan kesempitan yang disebabkan oleh hubungan yang buruk dengan Sang Pencipta.
Ketaatan dalam Tauhid
Seseorang yang besar dalam penegakan tauhid, sebesar itulah pertolongan Allah dalam hidupnya. Tauhid yang kuat akan memberikan kelapangan dalam dada, seperti yang dirasakan oleh Nabi Musa ketika menghadapi lautan dan bala tentara, dimana dia diperintahkan untuk memukul lautan dan Allah membelahnya.
Menjauhi Kesyirikan
Kesyirikan adalah penyebab utama sempitnya dada. Menegaskan bahwa kesyirikan menutup hati dari kelapangan, sedangkan siapa pun yang Allah lapangkan dadanya untuk Islam, maka dia akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang sejati.
Kesimpulan: Lapang dada adalah salah satu anugerah terbesar yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang beriman. Dengan mentauhidkan Allah, mengikhlaskan ibadah, dan menjauhi kesyirikan, seorang mukmin akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan sejati dalam hidupnya. Semoga kita bisa meraih kelapangan dada dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Aamin, Barakallahu Fiikum
Kajian Kitab “10 Sebab Penyebab Lapang Dada”
Ustadz Ahmad Zainudin Al Banjary
11 Agustus 2024 | Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima, Bekasi