Dalam perjalanan hidup, setiap manusia pasti menghadapi berbagai kesulitan yang membuat hati terasa sempit. Islam, sebagai agama yang sempurna, memberikan solusi bagi yang ingin memiliki dada yang lapang dan hati yang tenang. Salah satu kunci pelapang dada adalah inabah kembali kepada Allah dan memperbaiki hubungan dengan-Nya.
1. Inabah kepada Allah: Kembali dan Menghadap dengan Baik
Inabah berarti kembali kepada Allah dengan penuh kesungguhan. Seseorang yang mengarahkan hatinya kepada Allah akan merasakan kelezatan dalam ketaatan, bukan sekadar menjalankan kewajiban. Kelezatan ini hadir karena ibadah dan ketaatan merupakan sumber kebahagiaan yang melapangkan dada.
Shalat: Ibadah yang Menenangkan Hati
Salah satu ibadah yang paling efektif dalam melapangkan dada adalah shalat.
Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan salat”
(HR. Ahmad no. 23088 dan Abu Dawud no. 4985. Dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 7892).
Shalat bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana munajat kepada Allah. Ketika seorang mukmin sujud dan ruku’, ia merasakan kedekatan yang mendalam dengan Allah, sehingga hatinya menjadi tenang.
Contoh Praktek Sehari-hari:
- Bangun pagi untuk shalat Subuh berjamaah, lalu membaca Al-Qur’an, dan dilanjutkan dengan shalat Isyraq (Dhuha awal waktu). Amalan ini memiliki pahala seperti haji yang sempurna.
- Menghadiri shalat Zuhur di masjid dengan berusaha berada di saf pertama, menjadikan shalat sebagai prioritas utama.
Shalat yang dilakukan dengan khusyuk, menyadari bahwa Allah selalu mengawasi, akan membekas di hati dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Sebaliknya, melewatkan shalat Subuh akan membuat hati gelisah sepanjang hari.
2. Berdzikir kepada Allah
Dzikir adalah amalan ringan yang mendatangkan ketenangan luar biasa.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya dan yang tidak bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6407 dan Muslim, no. 779]
Lalai: Perusak Hati yang Harus Diwaspadai
Salah satu penyebab hati menjadi gelisah dan tidak tenang adalah lalai. Lalai sering kali bermula dari kebiasaan yang terlihat sepele, seperti berlama-lama scroll media sosial, menonton video di YouTube, atau aktivitas serupa yang membuat waktu berlalu tanpa disadari. Kebiasaan ini tidak hanya menguras waktu berharga tetapi juga melemahkan semangat untuk mengerjakan kebaikan. Lebih parah lagi, jika kelalaian ini mengarah pada maksiat, seperti menonton hal yang haram atau mendengarkan musik yang tidak bermanfaat. Semua itu justru menambah kegelisahan di dalam hati.
Perumpamaan Orang yang Berdzikir dan Tidak Berdzikir
Rasulullah ﷺ menggambarkan perbedaan antara orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah dan yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dan mati. Dzikir adalah salah satu amalan terbaik yang bisa menghidupkan hati dan menjadi sumber kebahagiaan sejati.
Dari Abu ad-Darda` beliau berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Maukah kalian aku beritahu amalan terbaik, tersuci kalian disisi Allâh dan paling tinggi dalam derajat kalian serta lebih baik bagi kalian dari diberi emas dan perak dan lebih baik dari berjumpa musuh kalian lalu kalian penggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian? Mereka menjawab, ‘Ya.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Dzikir kepada Allâh. (HR. Tirmidzi)
Dzikir bukan hanya mengisi waktu dengan kegiatan positif, tetapi juga mendatangkan pahala yang besar, ketenangan jiwa, dan keberkahan hidup.
Keutamaan Dzikir dan Istighfar
Di antara dzikir yang sangat dianjurkan adalah membaca Subhanallahu wa bihamdihi sebanyak 100 kali. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa dengan membaca dzikir ini, dosa seseorang akan dihapuskan, meskipun sebanyak buih di lautan. Begitu pula, memperbanyak istighfar menjadi jalan untuk meraih ampunan Allah, memperbaiki diri, dan mendapatkan ketenangan hati.
“Aku heran dengan suatu kaum yang binasa, padahal mereka memiliki alat untuk selamat, yaitu istighfar.”
Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil ‘Azhim, dua kalimat yang ringan di lisan tetapi berat di timbangan amal, adalah bukti bagaimana dzikir dapat menjadi investasi besar untuk akhirat.
Mari Hidupkan Hati dengan Dzikir
Hanya orang-orang yang diberikan taufik oleh Allah yang akan dimudahkan lisannya untuk berdzikir. Maka, perbanyaklah dzikir agar hati menjadi tenang dan lapang. Selain mendatangkan ketenangan, dzikir juga menjauhkan diri dari perasaan gelisah akibat kelalaian atau perbuatan yang tidak bermanfaat. Sebaliknya, mengingat Allah adalah jalan menuju kebahagiaan dan keberkahan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. (QS. Al Ahzab: 41-42)
3. Berbuat Baik kepada Sesama
Berbuat baik kepada orang lain tidak hanya mendatangkan keberkahan, tetapi juga melapangkan dada. Allah berfirman:
“Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
Manfaat Berbuat Baik:
- Meringankan Beban Orang Lain:Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.” Hadits ini shahih
- Menutup Aib Orang Lain:
Menutup aib orang lain adalah sebab Allah menutup aib kita di dunia dan akhirat. - Sedekah:
Sedekah bukan hanya meringankan kesulitan orang lain, tetapi juga menjadi sebab dilapangkannya rezeki dan dihapuskan dosa. Sebaliknya, sifat pelit membuat hati semakin sempit dan tidak tenang.
Contoh Praktis:
- Membantu melunasi hutang orang lain.
- Menjadi pendengar yang baik bagi mereka yang sedang menghadapi masalah.
- Menyantuni anak yatim dan mengusap kepalanya, sebagaimana disarankan oleh Rasulullah ﷺ untuk melembutkan hati.
Hati yang lapang adalah dambaan setiap manusia. Salah satu cara terbaik untuk meraihnya adalah dengan memperbanyak ibadah, seperti shalat dan dzikir, serta berbuat baik kepada sesama. Ketenangan dan kebahagiaan yang didapat bukan hanya di dunia, tetapi juga menjadi bekal yang berharga di akhirat.
Semoga kita termasuk hamba-hamba yang selalu kembali kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama, sehingga hati kita senantiasa lapang dan penuh kebahagiaan. Aamiin. Barakallahu fiikum.
10 Penyebab Lapang Dada #4
Ustadz Ahmad Zainudin Al Banjary
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima, Bekasi