Keridhoan Allah adalah kenikmataan yang melebihi surga itu sendiri, seperti yang disebutkan dalam Al-Taubah: 72, yang menggambarkan sungai-sungai yang mengalir di surga.
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, surga-surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan tempat-tempat yang baik di surga ‘Adn. Rida Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung. (QS. At-Taubah: 72)
Namun, kehidupan dunia adalah kesenangan yang bersifat menipu. Kematian adalah pemutus dari kenikmatan duniawi, dan penting untuk sering mengingat akan kematian. Dalam beramal, seseorang sebaiknya mengharapkan pahala, wajah Allah, surga Allah, serta keridhaan-Nya.
Bagi orang-orang yang berbuat baik (ada pahala) yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Wajah-wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula diliputi) kehinaan. Mereka itulah para penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Yunus:26)
Perumpamaan kehidupan dunia diibaratkan sebagai air hujan yang menyuburkan tanaman, lalu mengering.
Buatkanlah untuk mereka (umat manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, yaitu ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering kerontang yang diterbangkan oleh angin. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal kebajikan yang abadi (pahalanya) adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al-Kahfi: 45-46)
Dunia disebut sebagai negeri yang akan sirna dan fana karena keberadaannya yang dekat dengan kesirnaan.
Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik. (QS. Ali Imran: 14)
Tertipu oleh keindahan dunia disebut sebagai kebinasaan, karena dunia dan segala isinya berusaha menghancurkan. Dunia dapat membuat manusia merasa letih dan lelah, seperti yang dialami oleh seorang pebisnis yang tidak pernah puas dengan kemajuan bisnisnya.
Kebahagiaan di dunia tidaklah sempurna, karena kehidupan ini pasti diwarnai oleh kesulitan, kesusahan, dan kesedihan. Rasulullah menjelaskan bahwa bagi seorang hamba yang beriman, istirahat dari letih dunia adalah menuju rahmat Allah.
Penting bagi kita sebagai hamba Allah untuk memahami bahwa kehidupan ini akan menghadapi berbagai tantangan, seperti kesenangan dan kesedihan, pertemuan dan perpisahan, kemudahan dan kesulitan, serta sakit dan kesembuhan.
Berusaha untuk membawa kualitas baik dalam kehidupan sehari-hari akan membawa kebaikan untuk kualitas kehidupan akhirat. Selain menjalankan ibadah wajib, kita juga dianjurkan untuk menambahkan ibadah sunnah agar mendekatkan diri kepada Allah.
Semoga Catatan Kajian Ini Memberikan Manfaat yang Luas bagi Kita Semua. Jazakillahu Khair wa Barakallahu Fiiki Ustadzah Ummi Yunengsih حافظه الل, yang Telah mengajarkan Ilmu Agama. Semoga Allah Senantiasa Menjaga Kesehatan dan Memberkahi Setiap Langkah Ustadzah dan Keluarga, Mempermudah Urusan-Urusannya. Aamiin.