Zina adalah salah satu dosa besar yang dilarang keras dalam Islam. Dalam Al-Qur’an dan hadits, perbuatan ini disebut sebagai kejahatan yang membawa dampak buruk tidak hanya bagi pelakunya, tetapi juga bagi masyarakat. Ustadz Armin Akbar, Lc dalam kajiannya pada 1 Desember 2024 menjelaskan secara rinci bahaya zina, dalil-dalil terkait, dan cara menjauhinya.
Dalil Larangan Zina dalam Al-Qur’an dan Hadits
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan orang-orang yang tidak menyeru Tuhan yang lain beserta Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina.”
(QS. Al-Furqan: 68)
Dalam hadits juga disebutkan bahwa zina adalah dosa besar yang sangat dicela:
“Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?” Nabi menjawab: “Kamu menjadikan Allah tandingan, padahal Allah yang menciptakanmu. Engkau membunuh anakmu karena takut makan bersamamu, dan engkau menzinai istri tetanggamu.”
(HR. Bukhari & Muslim)Rasulullah ﷺ bersabda: Apabila seseorang berzina maka imannya akan keluar di atasnya seolah-olah sebuah naungan. Jika ia kembali (bertaubat), maka imannya akan kembali. (HR. Abu Dawud)
Zina Dekat dengan Kekufuran
Zina bukan hanya perbuatan dosa, tetapi juga mendekatkan pelakunya pada kekufuran. Bahkan, ibadah selama bertahun-tahun tidak dapat menutupi dosa zina yang dilakukan. Kisah ini adalah kisah yang terjadi pada umat terdahulu (Bani Israil) yang disampaikan oleh Sahabat Nabi Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu. “Ada seseorang yang beribadah selama 60 tahun, tetapi dosanya berzina selama 6 hari lebih berat dan tidak bisa dihapus oleh ibadahnya yang 60 tahun.”
Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan:
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali.”
(QS. An-Nur: 2)
Zina adalah perbuatan keji yang dilarang oleh seluruh agama, bahkan diakui sebagai perbuatan tercela dalam naluri makhluk hidup.
Imam Bukhari sebuah kisah dari Amr bin Maimun, ia mengatakan, “Saya pernah melihat pada masa jahiliah ada seekor kera yang berzina. Lalu beberapa kera berkumpul untuk merajamnya, aku pun ikut merajam bersama mereka.”
Dampak Buruk Zina
Dampak buruk dari perzinaan, selain mendapatkan hukuman besar dari Allah, mencakup berbagai aspek yang merusak kehidupan dunia dan akhirat:
- Hilangnya Kehormatan: Zina merendahkan martabat pelaku di hadapan Allah dan manusia.
- Keluarga Hancur: Perzinaan menjadi sebab utama retaknya hubungan keluarga dan menimbulkan rasa sakit hati yang mendalam.
- Penyakit Berbahaya: Banyak penyakit menular berbahaya yang ditimbulkan oleh perilaku zina, seperti HIV/AIDS dan penyakit kelamin lainnya.
- Tanggung Jawab Anak dari Zina: Pelaku zina sering dihadapkan pada konsekuensi hukum dan sosial berupa kewajiban mengakui dan mengurus anak yang lahir dari perbuatan tersebut.
- Zina Adalah Hutang: Sebagaimana disebutkan dalam nasihat para ulama, zina adalah hutang. Barang siapa berani berzina, maka ada risiko keluarganya mengalami hal yang serupa.
- Membawa Aib pada Keluarga: Perzinaan mendatangkan rasa malu besar bagi keluarga, yang dampaknya bisa berlangsung lama.
- Mendapat Murka Allah: Perzinaan termasuk dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah dan dapat mendatangkan murka-Nya.
- Mematikan Hati: Zina mengeraskan hati, menjadikan pelaku sulit menerima kebenaran dan jauh dari kebaikan.
- Sebab Su’ul Khatimah: Dosa zina berpotensi membawa seseorang kepada akhir kehidupan yang buruk, yaitu meninggal dalam keadaan jauh dari iman.
- Sebab Kemiskinan: Perzinaan seringkali memicu beban sosial dan ekonomi, seperti biaya mengurus anak di luar nikah dan kehancuran ekonomi rumah tangga.
Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”
Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu! Diam!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah.”
Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” sahut pemuda itu.
“Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai.”
Lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” pemuda itu kembali menjawab.
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika bibi – dari jalur bapakmu – dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika bibi – dari jalur ibumu – dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.”
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina.
(Hadits riwayat Ahmad, no. 22211; sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Tingkatan Dosa Zina
Tidak semua perzinaan memiliki tingkat dosa yang sama. Ustadz Armin menjelaskan bahwa zina dengan pihak-pihak tertentu memiliki dosa yang lebih besar, di antaranya:
- Zina dengan mahram (seperti seorang ayah dengan anaknya).
- Zina dengan kerabat dekat (seperti ipar).
- Zina dengan istri tetangga. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Zina dengan sepuluh wanita lebih ringan dibandingkan zina dengan istri tetangga.” - Zina di tanah suci (Haramain).
- Zina di bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, yaitu: Seorang yang sudah tua berzina, Orang miskin namun sombong, dan Pemimpin yang pendusta.” (HR an-Nasa’i 2528)
Sebab-sebab seseorang terjerumus ke dalam perzinaan
- Berdua-duaan dengan Wanita yang Bukan Mahram
Rasulullah ﷺ bersabda: “Ingatlah, bahwa tidaklah seorang laki-laki itu berkhalwat dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Al-Hakim kemudian menyatakan bahwa hadits ini shahih berdasarkan syarat Al-Bukhari dan Muslim. Pendapat ini disepakati pula oleh Adz-Dzahabi). - Fitnah Wanita yang Sangat Besar
Wanita adalah ujian besar bagi pria, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.” (HR. Bukhari & Muslim) - Mahalnya Mahar Pernikahan
Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa “Sebaik-baik perempuan adalah yang paling mudah (ringan) maskawinnya.” (HR. Ibn Hibban). Mahar yang terlalu mahal sering kali menjadi penghalang bagi kaum muda untuk menikah, sehingga mereka rentan terhadap perzinaan. - Lingkungan Teman yang Buruk
Teman memiliki pengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Teman yang buruk dapat menarik seseorang ke dalam perbuatan maksiat, termasuk zina. - Kesibukan Para Suami
Ketika seorang suami terlalu sibuk dengan urusan dunia hingga mengabaikan keluarganya, hal ini dapat membuka celah fitnah dan godaan bagi istrinya maupun dirinya sendiri. - Tabarruj (Wanita Berhias Saat Keluar Rumah)
Ketika wanita berhias berlebihan, mengenakan wewangian yang tercium oleh pria asing, atau berpakaian tidak sesuai syariat, hal ini dapat memancing pandangan dan menggoda orang lain ke arah maksiat.Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ada dua golongan penghuni Neraka, yang belum pernah aku lihat, yaitu (1) Suatu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi. Mereka mencambuk manusia dengannya. Dan (2) wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, ia berjalan berlenggak-lenggok menggoyangkan (bahu dan punggungnya) dan rambutnya (disasak) seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium aroma Surga, padahal sesungguhnya aroma Surga itu tercium sejauh perjalanan sekian dan sekian.’” Hadits ini Shahîh. Diriwayatkan oleh Muslim.
Cara Menjauhi Zina
Agar selamat dari perbuatan keji ini, berikut beberapa langkah yang diajarkan Islam:
- Menikah: Rasulullah ﷺ memerintahkan kita demikian, sebagaimana diriwayat-kan oleh al-Bukhari dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu. Ia menuturkan: “Kami bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pemuda yang tidak mempunyai sesuatu, lalu beliau bersabda kepada kami: ‘Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).‘”
- Tanamkan Taqwa: Rasa takut kepada Allah dan kesadaran akan pengawasan-Nya mencegah manusia dari maksiat.
- Menundukkan Pandangan: Pandangan adalah panah iblis yang berbahaya.
- Menjauhi Berdua-duaan: Rasulullah ﷺ bersabda: “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan wanita yang bukan mahramnya, karena yang ketiga adalah setan.”
- Menjauhi Teman Buruk: Lingkungan yang buruk bisa membawa pada perzinaan.
- Menghindari Tempat Fitnah: Jangan mendatangi tempat yang bisa memancing syahwat, seperti tempat hiburan malam
- Sibukkan Diri dengan Ibadah: Orang yang sibuk dengan amal shalih tidak akan punya waktu untuk maksiat.
Rasulullah ﷺ bersabda bahwa ada tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah, salah satunya adalah: “Orang yang menikah dengan tujuan menjaga dirinya.” (HR. At-Tirmidzi)
Zina adalah dosa besar yang mendatangkan banyak kerusakan. Oleh karena itu, jauhilah zina dengan menjaga pandangan, lingkungan, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Jagalah Allah, maka Allah akan menjaga kita dari keburukan dunia dan akhirat.
Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan zina dan segala jalan yang mendekatkan kepadanya. Aamiin. Barakallahu fiikum
Kajian Tematik “Jangan Dekati Zina”
Ustadz Armin Akbar, Lc
Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima, Bekasi