Hidup berumah tangga tak selalu indah. Ada saatnya kita dihadapkan pada konflik, namun bagaimana cara mengelolanya? Ustadz Abdullah Taslim, Lc memberikan pencerahan pada hari Selasa, 26 Desember 2023 di Masjid Al Azhar Summarecon, membahas pentingnya “Manajemen Konflik Rumah Tangga.”
Damai Lebih Baik
Berdamai jauh lebih baik daripada mempertahankan konflik. Manusia sering kali menilai berdasarkan hawa nafsunya, yang tak selalu sesuai dengan pandangan Allah. Kebaikan dan keburukan tidak selalu sejalan.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. (Qs. Al Baqarah: 216)
Islam mengajarkan untuk tidak membalas keburukan dengan keburukan. Menghapuskan keburukan dengan kebaikan adalah cara terbaik.
Sabar dan Berkata Baik
Keutamaan sabar dan terus berbuat baik sangat ditekankan. Hanya kepada orang yang sabar dan terus berbuat baiklah diberikan keutamaan. Meski dihina, kita seolah dianggap yang terbaik. Sikap baik kita akan menciptakan persepsi positif di mata orang lain.
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushilat : 34)
Sebagai pribadi yang terbaik untuk keluarganya, sikap ramah dan kebaikan menjadi kunci utama. Memaafkan terlebih dahulu menjadi tindakan terbaik ketika terjadi perselisihan, sebagaimana yang diajarkan dalam Surah Al Imran: 134, yang menyatakan bahwa Allah mencintai orang-orang yang selalu berinfak, mengendalikan kemurkaan, dan memaafkan kesalahan orang lain. Semakin bertambah ilmu dan selalu berbuat baik akan menambah kemuliaan seseorang.
Pemimpin dalam Kehidupan Berumah Tangga
Allah menetapkan suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga, menegaskan bahwa laki-laki sebagai pemimpin dan penanggung jawab atas perempuan, dengan syarat-syarat yang adil dan penuh kasih sayang.
Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, berilah mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (QS. An Nisa: 34)
Dalam menghadapi perbedaan dan dinamika rumah tangga, mengalah bukanlah tanda kelemahan, tetapi tanda kebijaksanaan dan keutamaan. Kesadaran untuk menjadi yang terbaik dalam memberi salam, memaafkan, dan mengendalikan emosi menjadi landasan kuat dalam menjalani kehidupan berumah tangga yang harmonis dan penuh berkah.
Semakin mendekatkan rumah tangga kepada agama, semakin bahagia dan terhindar dari permasalahan. Pelanggaran terhadap peraturan Allah bisa menciptakan masalah. Orang beriman mencari solusi dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Keutamaan Saling Memaafkan
Memaafkan membawa keberkahan. Mereka yang paling baik adalah yang memulai memberi salam. Pada hakikatnya, kebaikan dan pengorbanan yang diperlihatkan di dalam rumah tangga menunjukkan kemuliaan dan keutamaan seseorang.
Abu Umamah Shuday bin ‘Ajlan Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling utama menurut Allah adalah orang yang memulai salam di antara mereka.” (HR. Abu Daud)
Dalam kehidupan rumah tangga, orang yang bersedia mengalah seringkali dianggap sebagai sosok yang paling luar biasa. Mengalah bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk kebijaksanaan dan kelembutan hati. Seseorang yang mampu menempatkan kepentingan pasangan di atasnya sendiri membuktikan bahwa cinta dan kesatuan lebih berharga daripada ego. Keberanian untuk mengalah membawa keharmonisan dan kedamaian dalam rumah tangga. Sebab, sesungguhnya, kebaikan hati itu menempatkan orang tersebut sebagai pribadi yang paling istimewa di dalam perjalanan kebersamaan keluarga.
Siapa yang paling mengalah dalam rumah tangga, maka ia yang paling terbaik.
– Ustadz Abdullah Taslim, Lc
Pentingnya Hubungan Suami-Istri yang Baik
Rumah tangga yang bahagia berawal dari hubungan yang baik antara suami dan istri. Wanita yang taat kepada suaminya akan memperoleh keberkahan. Kunci suksesnya adalah menjaga hubungan baik dan saling mendukung. Suami yang membangunkan istri shalat malam akan mendapat keberkahan, begitu juga sebaliknya.
Kebaikan kepada Suami
Perempuan yang penyayang kepada suaminya, banyak keturunan, dan selalu menanyakan ridha suaminya sebelum tidur akan menjadi penghuni surga. Kesederhanaan dan keikhlasan adalah kunci utamanya.
Manfaatkan Waktu dengan Baik
Meski waktu terbatas, orang beriman dapat memberikan manfaat yang besar dengan ilmu dan kebaikan. Semakin mendekatkan diri kepada Allah, semakin banyak berkah yang diperoleh.
Menjaga Rezeki dengan Cara Halal
Rezeki yang diharamkan dapat menyempitkan rezeki. Penting untuk mencari yang halal dan menjauhi yang haram.
Menyatukan Hati dalam Agama
Allah mencintai manusia yang dekat kepada-Nya dan rajin menuntut ilmu. Kesempitan rezeki datang bagi yang tidak mencari rezeki yang halal.
Dengan memahami manajemen konflik dalam rumah tangga sesuai dengan ajaran agama, kita dapat menciptakan kehidupan berumah tangga yang harmonis dan penuh berkah. Semoga tulisan ini memberikan inspirasi dan bermanfaat untuk kita semua. Aamiin… Barakallahu fiikum