Dalam menjalani kehidupan beragama, penting bagi umat Islam untuk tetap berpegang teguh pada ajaran asal, atau lebih dikenal sebagai Syarah Aqidah Salaf. Artikel ini akan membahas beberapa poin penting yang ditekankan oleh Ustadz Abdul Hakim terkait dengan agama Islam.
Bid’ah dalam Islam: Bid’ah, atau perubahan dalam agama, sangat tercela. Segala sesuatu yang baru yang dimasukkan dalam perkara agama adalah sesat.
Tidak diragukan lagi bahwa setiap bid’ah dalam agama adalah sesat dan haram, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Hati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara yang baru. Setiap perkara-perkara yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud (no. 4607), at-Tirmidzi (no. 2676), Ahmad (IV/46-47) dan Ibnu Majah (no. 42, 43, 44), dari Sahabat Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu anhu, hasan shahih.)
Demikian juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang mengada-ngada dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak” (HR. Al-Bukhari (no. 2697) dan Muslim (no. 1718), dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma.)
Kedua hadits di atas menunjukkan bahwa perkara baru yang dibuat-buat dalam agama ini adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat dan tertolak. Bid’ah dalam agama itu diharamkan.
dikutip dari : https://almanhaj.or.id/3424-setiap-perkara-baru-yang-tidak-ada-sebelumnya-di-dalam-agama-adalah-bidah.html
Pelajaran dari Kisah Nabi Musa: Kisah Nabi Musa menjadi contoh bagi umat Islam untuk tidak mendurhakai Allah dan berperang sesuai dengan perintah-Nya.
Hormati Rasulullah dengan Tidak Menambah-Nambah: Ustadz Abdul Hakim menekankan perlunya menghormati Rasulullah dengan apa yang sudah dicontohkannya untuk mematuhi segala perintah Allah, tanpa menambah-nambah sesuatu yang tidak diajarkan dalam agama Islam.
Bid’ah Terlarang: Beberapa praktik bid’ah dan terlarang antara lain meminta-minta kepada Rasulullah setelah wafat, perayaan Maulid, dan shalawat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Menjaga Hak Suami sebagai Bagian dari Ibadah: Ustadz Abdul Hakim juga menekankan pentingnya bagi istri untuk memenuhi hak Allah dengan memenuhi hak suami, sesuai dengan ajaran Islam.
Hindari Pujian yang Melampaui Batas: Rasulullah memberikan larangan untuk tidak memuji dengan melampaui batas, yang menjadi tanda adanya kewajiban untuk menjaga kata-kata dan perbuatan.
Penamaan Rasulullah: Berbicara tentang Rasulullah, Ustadz Abdul Hakim menegaskan agar umat Islam memanggil dengan penuh rasa hormat, seperti ‘wahai Rasulullah’ atau ‘wahai nabi Allah’, tanpa melibatkan unsur yang berlebihan.
Menziarahi Kuburan Nabi: Menziarahi kuburan Nabi Muhammad adalah sunnah, namun, Ustadz Abdul Hakim mengingatkan agar umat Islam tidak melakukan safar khusus hanya untuk mengunjungi kuburan Rasulullah, kecuali bila kita safar ke Masjid Nabawi baru kemudian singgah ke kuburan rasulullah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah bersengaja melakukan perjalanan dengan sengaja (dalam rangka ibadah dan tujuan safarnya adalah tempatnya) kecuali ke tiga masjid: masjidku ini (masjid Nabawi), masjidil Haram dan Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari, no. 1189 dan Muslim, no. 1397).
Catatan kajian ini dibuat bertujuan agar pemahaman kita lebih baik terkait dengan Syarah Aqidah Salaf dan mendukung usaha untuk menjaga keaslian ajaran Islam yang dibawakan oleh Rasulullah. Mengikuti ajaran asal adalah kunci untuk mendapatkan hidup yang diberkahi di dunia dan akhirat.
Jazakallahu Khair atas ilmu yang berharganya Ustadz Abdul Hakim Bin Amir Abdat حفظه الل. Bagi yang ingin mendalami lebih lanjut tentang Syarah Aqidah Salaf, teman-teman dapat memperoleh bukunya dengan judul “Syarah Aqidah Salaf“.
Semoga ilmu yang didapatkan menjadi amal kita yang membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin. Barakallahu fiikum