Sampah adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Setiap hari, kita menghasilkan berbagai jenis sampah, baik organik maupun non-organik, yang sering kali berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun, dengan sedikit usaha dan kesadaran, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang kita hasilkan dan membantu menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu cara efektif adalah dengan mengelola sampah dari rumah. Dalam artikel ini, saya akan berbagi pengalaman pribadi dalam belajar mengelola sampah, khususnya melalui pengomposan, yang telah saya mulai sejak 30 Mei 2024.
Memulai Pengomposan di Rumah
Pengalaman saya dalam mengelola sampah organik dimulai dengan membuat biopori mini di samping pot tanaman. Biopori adalah lubang yang dibuat di tanah dan diisi dengan sampah organik seperti kulit buah dan batang sayuran. Menakjubkan sekali melihat bagaimana sampah organik tersebut terurai dengan sendirinya. Beberapa kali saya mengisi botol biopori dengan sampah organik, dan sampah itu terus menghilang karena terurai. Ini adalah bukti bahwa ciptaan Allah tidak ada yang sia-sia, bahkan sampah sekalipun bisa menjadi penyubur tanah.

Saya juga belajar bahwa sampah organik yang terurai menghasilkan lindi yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Dengan memanfaatkan botol biopori bekas lemon sereh yang dilubangi dengan bor untuk membuat biopori dalam pot, Anda juga bisa melubangi botol dengan solder atau paku yang dipanaskan, saya bisa melihat sendiri bagaimana sampah organik yang saya masukkan tidak pernah penuh karena terus terurai. Dari sini, saya mulai memahami pentingnya mengembalikan apa yang kita ambil dari alam kembali ke alam.
Mengelola Sampah Dapur
Awalnya, saya hanya mengompos sisa sayuran dan daun. Namun, ketika sampah dapur mulai banyak, saya mulai menambah media tanam dan menanam di atasnya. Tulang-tulang sisa makanan agak sulit terurai, jadi saya masih membuangnya ke tempat sampah yang akan diangkut oleh petugas kebersihan. Belakangan, saya mencoba mencampurkannya ke biopori, meskipun membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai dan sering kali menarik perhatian hewan kecil.

Menanam dengan Hidroponik
Selain mengompos, saya juga mulai menanam sayuran seperti kangkung, pakcoy, dan selada dengan metode hidroponik. Kami berharap bisa terus memanen hasil tanam kami. Sementara itu, kami menggunakan planter raised bed sebagai media untuk mengompos sisa konsumsi kami, seperti kulit sayur, buah, dan tulang. Harapannya, ini bisa menjadi kompos yang baik untuk tanaman kami.

Mengelola Sampah Non-Organik
Untuk sampah non-organik, kami menemukan bank sampah dekat rumah yang hanya berjarak sekitar 2,5 km. Kami mulai memilah kardus, plastik, dan sampah lainnya. Beberapa jenis kemasan belum bisa diterima oleh bank sampah, jadi kami memutuskan untuk membuat ecobrick, yaitu mengisi botol plastik dengan sampah non-organik yang tidak bisa diolah lagi.
Kebetulan ada botol minuman 600 ml yang didapat saat teman dan saudara berkunjung ke rumah dan meninggalkan botol tersebut. Saya memutuskan untuk membuat ecobrick sendiri. Meskipun kami sudah sangat mengurangi penggunaan plastik, ada saja sampah plastik yang tak bisa dihindari, seperti saat berbelanja di pasar yang kemasannya sudah menggunakan plastik, atau teman yang berkunjung membawa kue dengan kemasan. Langkah terakhir yang bisa dilakukan adalah memilah sampah dengan benar.
Untuk membuat ecobrick, pertama-tama kita perlu memilah dan membersihkan sampah kemasan plastik, seperti bungkus makanan, plastik kresek sekali pakai, dan lain-lain. Cucilah sampah plastik tersebut dengan sabun sampai bersih, lalu keringkan.
Setelah kering, pastikan untuk memasukkan sampah plastik ini ke dalam botol dalam keadaan kering. Padatkan sampah dengan bantuan kayu atau sejenisnya. Dalam membuat ecobrick, kita tidak bisa asal memasukkan sampah plastik ke dalam botol bekas air mineral. Agar bisa menjadi ‘bata’ yang nantinya disusun secara rapi, Kita wajib menimbang setiap botol yang sudah diisi sampah plastik. Standar ecobrick adalah 200 gram per botol air mineral berukuran 600 ml. Jika jumlahnya terlalu banyak, sisihkan sedikit sampah plastik di dalamnya. Sementara jika beratnya kurang dari 200 gram, tambahkan lagi sampah plastik ke dalam botol. Banyak karya yang bisa dibuat dari ecobrick ini, seperti kursi, meja, dan lain-lain. Namun, saya berencana mencari orang yang mau menerima ecobrick yang saya buat. Hehe.
Berikut adalah contoh gambar karya yang bisa dibuat dari ecobrick:



Kesadaran dan Tanggung Jawab
Mengapa kita perlu repot-repot mengelola sampah? Setelah belajar biidznillah sadar, bahwa plastik butuh ratusan tahun untuk terurai. Berita tentang kura-kura tertusuk sedotan, Pemulung meninggal karena menginjak tusukan sate, ada juga yang terluka oleh pecahan beling.
Belum lagi berita tentang TPA longsor yang menenggelamkan tiga desa, kebakaran TPA, dan paus yang ditemukan mati dengan banyak plastik dalam tubuhnya. Masalah sampah ini bukan hanya tentang peduli lingkungan, tapi juga isu kemanusiaan dan kesejahteraan hewan yang hidup berdampingan dengan kita. Bagaimana jika itu adalah plastik kita yang telah melukai makhluk ciptaan Allah?
Allah memerintahkan kita untuk tidak merusak bumi. Mengelola sampah adalah tanggung jawab kita. Sampah plastik yang lama terurai bisa menjadi mikroplastik yang memperburuk kualitas air dan tanah. Apa yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qasas: 77)
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al Isra: 36)
Tips Mengurangi Sampah Plastik
- Bawa wadah sendiri saat berbelanja
- Hindari penggunaan sedotan plastik
- Gunakan kantong belanja yang bisa dipakai ulang
Mengelola sampah dari rumah bukanlah tugas yang sulit jika kita melakukannya dengan niat yang tulus dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan langkah-langkah kecil seperti mengompos sampah organik dan mengurangi penggunaan plastik, kita bisa berkontribusi pada pelestarian bumi. Semoga pengalaman saya ini bisa menginspirasi teman-teman untuk mulai mengelola sampah dari rumah. Insya Allah, saya akan memberikan update lebih lanjut tentang hasil kompos kami di beberapa bulan mendatang di website ini.
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah penduduk bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian.”
(HR. Abu Dawud, dinyatakan sahih oleh al-Albani)
Salam peduli lingkungan, cintailah makhluk Allah di bumi! Barakallahu fiikum.