Dalam era digital dan keberadaan media sosial, seringkali kita tergoda untuk berbagi setiap momen kebahagiaan dalam hidup kita. Namun, Ustadz Dr. Firanda Andirja M.A حفظه الله memberikan nasihat bijak untuk menjaga diri dari mengundang orang hasad (iri hati) dengan tidak suka pamer.
Salah satu nasihat yang disampaikan Ustadz Firanda adalah untuk tidak suka pamer. Dalam konteks ini, ia mengingatkan bahwa tindakan pamer bisa menjadi pemicu hasad dari orang lain. Pamer kebahagiaan, keberhasilan, atau kenikmatan hidup bisa menimbulkan rasa iri pada mereka yang melihat.
Bahwa pamer bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari cerita-cerita di sosial media hingga perilaku sehari-hari yang terlalu menonjolkan kebahagiaan pribadi. Postingan di sosial media, seperti saat jalan-jalan ke luar negeri atau momen bersama pasangan. Hal-hal semacam ini dapat menimbulkan perasaan hasad pada orang yang tidak pernah merasakan nikmat tersebut.
Dalam nasihatnya, Ustadz Firanda juga membahas bahaya penceritaan yang berlebihan mengenai kebahagiaan rumah tangga. Ia mengingatkan agar tidak terlalu banyak bercerita tentang kesempurnaan pasangan atau kebahagiaan dalam hubungan suami-istri. Penceritaan yang terlalu rinci bisa memicu perasaan hasad dari orang lain yang merasa kurang bahagia dalam hubungan mereka.
Ustadz Firanda menyampaikan pesan agar berhati-hati dalam menjawab pertanyaan tentang kekayaan atau harta benda. Memberikan jawaban yang terlalu rinci dapat memicu perasaan hasad. Kenapa? kalau kamu bilang rumah mu gak ada, kau akan dihinakan. Kalau kamu bilang rumah kamu banyak orang akan hasad.
A: Rumahmu berapa?
B: Ada, Alhamdulillah…
A: Rumahmu berapa?
B: Masih ngontrak. kasihan, miskin!
A: Rumahmu berapa?
B: Ada empat.
A: hah, empat??? kok bisa tampang begitu rumahnya empat.
Oleh karena itu, menjawab dengan singkat dan bersyukur atas apa yang dimiliki merupakan sikap yang bijak.
Pentingnya tidak berlebihan dalam berbagi kebahagiaan juga disampaikan melalui nasihat Ustadz Firanda. Ia menegaskan bahwa tidak semua kenikmatan atau kebahagiaan perlu diungkapkan, terutama di media sosial. Berbagai momen makan mewah, perjalanan luar negeri, atau kisah sukses bisa menimbulkan perasaan hasad pada mereka yang melihat.
Sebagai penutup, Ustadz Firanda mengingatkan kita untuk menjaga hati-hati dan selalu berpikir dua kali sebelum berbagi kebahagiaan atau keberhasilan. Tidak semua momen perlu diumumkan, terutama jika hal tersebut dapat menimbulkan rasa hasad pada orang lain.
Semoga Allah mampukan kita untuk menahan diri dari pamer dan menunjukkan nikmat secara berlebihan. Tanda kita mensyukuri nikmat dari Allah adalah dengan sikap yang tenang dan banyak berbagi, bukan dengan bersusah payah untuk dipuji. Barakallahu fiikum.