Ustadz Abdul Hakim Bin Amir Abdat
Tema: Lau Kaana Khairan Lasabaquuna Ilaihi
Bismillahirrahmanirrahim,
Dalam kajian di Masjid Al Barkah Cileungsi oleh Ustadz Abdul Hakim Bin Amir Abdat mengulas beberapa konsep penting mengenai Manhaj Salaf dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
- Prinsip Manhaj Salaf: “Kalau Sekiranya Perbuatan Itu Baik…”
Ustadz memulai kajian dengan mengutip ayat Al-Ahqaf: 11 yang menyiratkan prinsip dasar Manhaj Salaf: “Kalau sekiranya perbuatan itu baik, tentulah para sahabat telah mendahului kita mengamalkannya.” Konsep ini menggambarkan bahwa segala yang baik sudah ada dalam tindakan sahabat.“Orang-orang yang kufur berkata tentang orang-orang yang beriman, “Sekiranya Al-Qur’an itu adalah sesuatu yang baik, tentu mereka tidak pantas mendahului kami (beriman) kepadanya.” (Akan tetapi,) karena tidak mendapat petunjuk dengannya, mereka akan berkata, “Ini adalah kedustaan lama (yang disampaikan kembali).” (Qs. Al-Ahqaf:11)
- Manhaj Salaf sebagai Jalan Lurus dan Kunci Keberhasilan
Ustadz menekankan bahwa Manhaj Salaf bukan hanya sebuah konsep, melainkan jalan hidup yang lurus. Dalam surah An-Najm, Ustadz menjelaskan bahwa manusia yang berdosa tidak akan menanggung dosa orang lain, dan setiap individu akan memperoleh hasil dari usahanya sendiri.(Dalam lembaran-lembaran itu terdapat ketetapan) bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, (An-Najm: 38-39)
- Bacaan Al-Qur’an untuk Orang yang Meninggal dan Konsep Tawassul
Ustadz mendiskusikan pentingnya memahami bahwa bacaan Al-Qur’an untuk orang yang meninggal tidak akan sampai sebagai hadiah untuk mayit. Dia juga menjelaskan konsep tawassul, mendekatkan diri kepada Allah dengan amal sholeh. - Tantangan dalam Beragama dan Keutuhan Manhaj Salaf
Ustadz menyampaikan peringatan tentang beberapa kelompok sesat seperti Rofizoh, Khawarij, Khozariah, dan Mujariah. Ia menegaskan bahwa Manhaj Salaf adalah jalan yang benar yang sesuai dengan kesepakatan para ulama. - Mengapa Kita Harus Bermanhaj Salaf?
Dengan tegas, Ustadz menjawab pertanyaan ini dengan menekankan bahwa Manhaj Salaf adalah jalan yang benar karena dibawa oleh Rasulullah. Kesesatan dalam beragama muncul karena kejahilan, penyimpangan. Karena kemunafikan, munculnya sekte, firqoh sesat menyesatkan. yahudi menyebarkan, dan mereka dendam dan merusak islam. - Mengikuti Ajaran Islam dengan Dalil dan Bahaya Taklid Buta
Ustadz menyuarakan bahaya taklid buta, mengikuti tanpa mengetahui dalil atau hujjah. Ia menekankan bahwa dalam beragama, kita harus ittiba, mengikuti dengan pemahaman yang benar. - Manhaj Salaf dan Pentingnya Memahami Syariat
Manhaj Salaf tidak dapat dipisahkan dari syariat. Pembicaraan tentang Manhaj tidak pernah lepas dari syariat, dan itulah yang membedakan antara kebenaran dan kesesatan.
Dalam perjalanan mengejar pemahaman agama yang mendalam, kita tidak dapat menghindar dari urgensi belajar tentang Tauhid dan signifikansi Tawassul sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah melalui amal sholeh.
Ittiba Rasul: Jalan Menuju Amal Sholeh
Ittiba Rasul, atau mengikuti jejak Rasulullah, merupakan bentuk amal sholeh yang menjadi prinsip fundamental bagi setiap Muslim. Hal ini menandakan bahwa kita sebagai umat Islam perlu memahami dan mengimplementasikan ajaran yang telah diperlihatkan oleh Nabi.
Mewaspadai Bid’ah dalam Beribadah
Pentingnya menjauhi berbagai macam bid’ah dalam beragama disoroti, mengingatkan kita bahwa ibadah haruslah dilakukan karena Allah, dengan tunduk dan patuh pada-Nya. Tidak dibenarkan beribadah dengan bid’ah, karena sejatinya ibadah harus sesuai dengan contoh yang sudah diberikan oleh Nabi.
Menolak Amal Tanpa Dasar Kitabullah dan Sunnah Rasul
Pada Bab 13, dijelaskan bahwa setiap amal perlu memiliki dasar yang jelas dari Kitabullah dan Sunnah Rasul. Lebih baik melakukan amal yang sesuai dengan syariat daripada banyak amal namun tidak sesuai dengan syariat, karena amalan yang tidak sesuai dengan syariat dapat tertolak.
Pentingnya Majelis Bermanhaj Salaf dan Berilmu
Tidak boleh sembarangan duduk di majelis, khususnya yang tidak bermanhaj salaf dan kurang berilmu. Dalam pembahasan agama, kita diingatkan untuk belajar dari orang yang memiliki ilmu dan pemahaman yang mendalam tentang agama Islam.
Bahaya Pemecah Belah Umat dan Kesatuan dalam Manhaj Salaf
Pentingnya menjaga persatuan umat Islam dengan mengikuti Manhaj Salaf. Pembahasan Al-Maidah: 48 menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai Manhaj tidak dapat dipisahkan dari syariat. Meskipun Allah mampu menyatukan semua, keberagaman ini dijadikan sebagai ujian, membedakan siapa yang taat pada Manhaj Nabi dan siapa yang menyimpang.
“Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan.”
Mari kita jadikan kajian ini sebagai bekal untuk lebih memahami dan mendalami Manhaj Salaf dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua. Aamiin
MasyaAllah, barakallahu fiikiy kak dev, jazakillahu khairan sudah menulis bacaan yg begitu bermanfaat. Semoga menjadi amal jariyah untuk kak devi. ❤
Aamiin, Wajazakillahu Khair sayangsss.. maaciw udah mampir, Alhamdulillah semangat terus kita yah belajar agama. Semoga Allah mudahkan, Aamiin… Barakallahu fiiki