Kehidupan sering kali membawa kita pada ujian keikhlasan, terutama saat berhadapan dengan orang-orang yang sulit diterima oleh hati. Dalam perjalanan hidup, tak jarang kita dihadapkan pada dinamika rumit dalam hubungan keluarga dan pertemanan. Ya, begitulah perjalanan, cermin kehidupan yang tidak selalu mulus.
Terkadang ada saja seseorang yang seringkali menimbulkan ketidaknyamanan atau bahkan rasa sakit hati, entah disengaja atau tidak. Kesalahpahaman membuka ruang bagi kekecewaan dan memunculkan ketidaknyamanan. Meski demikian, penting bagi kita untuk memandang setiap peristiwa sebagai pelajaran berharga.
Tak jarang pula, seseorang itu menyampaikan keluhan dan sindiran di berbagai kesempatan, dan memilih merinci kekurangan tanpa memberi apresiasi pada orang yang sudah berusaha melakukan yang terbaik.
Islam mengajarkan pentingnya tetap baik kepada orang yang mungkin tidak baik kepada kita.
Tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan perilaku yang lebih baik sehingga orang yang ada permusuhan denganmu serta-merta menjadi seperti teman yang sangat setia. (Qs. Fussilat:34)
Dalam ujian keikhlasan ini, saya memilih untuk tetap peduli dan bahkan sering memberikan hadiah sebagai bentuk kebaikan. Islam mengajarkan kita untuk bersabar dan ikhlas, bahkan dalam situasi yang penuh ujian. Keikhlasan kita diuji saat kita tetap bersikap baik kepada mereka yang mungkin sulit menerima kebaikan. Saya pun berharap agar hati kita tetap teguh, tidak terpengaruh oleh komentar atau pandangan orang lain.
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa terkadang sulit untuk mendapatkan bantuan dari orang lain? Namun, sebaliknya, setiap individu membutuhkan dukungan kita, dan sebaiknya kita memberikan bantuan sebisa mungkin. Sebenarnya, dalam situasi semacam ini, sama sekali tidak merugikan kita. Dengan tetap memberikan bantuan, kita justru mendapatkan keberuntungan, dan fokus kita selalu pada harapan pahala dari kebaikan yang kita lakukan.
Jika kita melihat dari perspektif dunia materi, mungkin terlihat seperti kerugian membantu orang yang mungkin sering menolak bantuan saat kita membutuhkannya. Namun, bukankah memberi lebih baik daripada menerima?
Dari Hakîm bin Hizâm Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allâh akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allâh akan memberikan kecukupan kepadanya.”
TAKHRIJ HADITS.
Hadits ini muttafaq ‘alaih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhâri (no. 1427) dan Muslim no.1053 (124)
Referensi : https://almanhaj.or.id/13036-tangan-di-atas-lebih-baik-dari-tangan-di-bawah-2.html
Tidak semua orang akan dapat memahami niat baik tersebut. Namun, kita dianjurkan untuk tetap konsisten dalam kebaikan kita. Semoga tindakan baik kita dapat menghapuskan dosa-dosa dan diberikan pahala yang berlipat ganda oleh Allah. Aamiin.
Dirikanlah salat pada kedua ujung hari (pagi dan petang) dan pada bagian-bagian malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). Bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. (Qs. Hud: 114-115)
Saat saya menyusun artikel ini, tak terasa berlinang dan meneteskan air mata. Mengingat Allah memberikan ketenangan, kelapangan hati, dan kebahagiaan. Ini menggarisbawahi kebutuhan kita untuk bergantung pada-Nya dan selalu memohon pertolongan Allah. Ujian yang diberikan dalam kehidupan bertujuan untuk memperkuat iman kita dan melatih kesabaran dalam menghadapi berbagai karakter manusia.
Kesimpulan: Menemukan Kebahagiaan Melalui Keikhlasan dan Kesabaran
Dalam menjalani kehidupan yang penuh dinamika, kita seringkali dihadapkan pada situasi yang memerlukan ketenangan dan kebijaksanaan. Ujian menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya keikhlasan dan kesabaran dalam menjalin suatu hubungan.
Walaupun kita mungkin dihadapkan pada orang-orang yang sulit menerima kebaikan, Islam mengajarkan kita untuk tetap bersabar dan berbuat baik. Keikhlasan kita diuji saat kita mampu menjaga hati tetap ikhlas, bahkan dalam menghadapi sikap kurang baik dari orang terdekat.
Terkadang, kita dapat menemukan kebahagiaan sejati melalui tindakan baik yang dilakukan dengan tulus, tanpa mengharapkan balasan atau pengakuan dari orang lain. Keikhlasan kita dalam berbuat baik juga dapat menjadi sumber kebahagiaan yang hakiki.
Pembelajaran bagi kita semua, bahwa menjaga hati tetap ikhlas dan sabar dapat membawa kebahagiaan yang hakiki. Mari terus berusaha melatih hati kita untuk selalu bersikap baik, meski dihadapkan pada ujian seberat apapun. Barakallahu fiikum