Kajian di Masjid Raya Al Azhar Summarecon Bekasi dengan tema “Mengobati Penyakit Hati,” yang disampaikan oleh Ustadzah Ummi Yunengsih حافظه الله. Berikut adalah ringkasan poin-poin penting yang patut untuk kita renungi:
1. Amal Sholeh sebagai Amalan Lahir dan Batin
Ustadzah mengingatkan bahwa amal sholeh bukan hanya sekadar tindakan lahiriah. Perencanaan untuk urusan dunia mungkin matang, tetapi persiapan untuk urusan akhirat harus lebih teliti.
2. Taqwa sebagai Bekal Terbaik
Taqwa adalah bekalan terbaik dalam perjalanan hidup. Allah mengetahui setiap tindakan yang kita lakukan, dan hal itu tercermin dalam Surat Al Hasyr:18.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
3. Kebersihan Hati untuk Taqwa yang Utuh
Al-Baqarah ayat 1-20 menekankan pentingnya hati yang bersih untuk mencapai taqwa. Terkadang, perhatian kita lebih terfokus pada sakit fisik daripada sakit hati.
4. Hati Sehat dan Hati Mati
Hati berfungsi sebagai barometer amalan. Hati yang baik mencerminkan kebaikan dalam segala hal. Tidak adanya iri dan dengki menandakan hati yang bersih.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ingatlah di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah, segumpal daging itu adalah hati (jantung).” (HR. Bukhari, no. 2051 dan Muslim, no. 1599)
5. Penyakit Hati dan Obatnya
Sombong: Kesombongan adalah penyakit yang membawa pada kesalahan dan kemaksiatan. Menghindari kesombongan merupakan langkah awal menuju hati yang bersih. Dan ini adalah penyakit yang pertama dilakukan oleh iblis.
(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir. (Al-Baqarah:34).
- Riya: Dosa besar setelah syirik. Berbuat baik semata-mata untuk pujian manusia dapat merusak hati
Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali. (An-Nisa:142).
- Ujub: Hasil dari kesombongan, yaitu merasa bangga. Hati harus berhati-hati dengan perasaan ujub
Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu (orang-orang mukmin) di medan peperangan yang banyak dan pada hari (perang) Hunain ketika banyaknya jumlahmu menakjubkanmu (sehingga membuatmu lengah). Maka, jumlah kamu yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu kemudian kamu lari berbalik ke belakang (bercerai-berai). Kemudian, Allah menurunkan ketenangan (dari)-Nya kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin, serta menurunkan bala tentara yang kamu tidak melihatnya, juga menyiksa orang-orang yang kafir. Itulah balasan terhadap orang-orang kafir. Setelah itu, Allah menerima tobat orang yang Dia kehendaki. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(At-Taubah:25-27).
- Iri dan Dengki: Tidak menerima takdir Allah adalah inti dari iri dan dengki. Cara menghilangkannya adalah dengan mendoakan orang tersebut.
- Suudzon: Berbaik sangka kepada Allah, meskipun situasi tidak menyenangkan
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim. Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (Al-Hujurat:10-12).
- Marah: Jangan marah, karena surga menanti bagi yang bisa mengendalikan amarahnya.
6. Obat Penyakit Hati
- Mentadaburi Al-Quran: Berinteraksi dengan Al-Quran membantu menghindarkan diri dari kesombongan dan membuka mata hati terhadap kelebihan orang lain.
- Dzikir dan Amal Perbuatan: Memperbanyak dzikir dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
- Istighfar: Banyak-banyak memohon ampunan Allah, dengan menggunakan doa sayyidul istighfar.
- Berkumpul dengan Sholeh: Menjalin hubungan dengan teman-teman yang dapat memberikan inspirasi positif.
- Shaum (Puasa): Puasa sebagai obat penyakit hati.
Semoga ringkasan ini memberikan gambaran yang bermanfaat dari kajian inspiratif ini. Mari bersama-sama memperbaiki kesehatan hati kita. Barakallahu fiikum