Alhamdulillah, safar jauh pertama di awal tahun 2025 ini terasa istimewa karena kami memutuskan untuk menjalani umrah ramadhan mandiri. Tiket pesawat kami beli saat masih berada di Makkah pada bulan Oktober 2024, dengan harga Rp7,8 juta PP per orang menggunakan Singapore Airlines yang transit di Singapura, lalu lanjut dengan Scoot Airlines ke Jeddah.
Perjalanan Dimulai: Dari Jakarta ke Jeddah via Singapura
Kami berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada 25 Februari 2025 pukul 08.25 WIB dan tiba di Singapura pukul 11.10 waktu setempat. Sebelum berangkat, kami sudah melakukan check-in online H-2 via aplikasi Singapore Airlines, dan alhamdulillah, nomor kursinya bisa bersebelahan dengan suami. Saat masukkan koper ke bagasi hanya perlu menunjukkan paspor dan visa umrah.
Seperti biasa, meskipun kami membawa koper kabin, kami tetap memasukkannya ke dalam bagasi agar perjalanan di bandara lebih ringan, terutama saat harus berpindah terminal dan masuk ke pesawat. Sebenarnya, pakaian kami hanya mengisi setengah koper. Sisanya, kami membawa banyak camilan khas Indonesia untuk dibagikan kepada saudara-saudari di Tanah Suci. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, memberi camilan dengan tulisan “Made in Indonesia” untuk iftar membuat mereka sangat senang. Rasanya seperti kita juga, kan? Kalau dapat sesuatu yang unik dan tidak biasa, pasti terasa spesial. Hehe.
Saat imigrasi, sekarang semuanya sudah autogate, jadi benar-benar cepat dan praktis! Sat Set
Setibanya di Changi Airport, kami harus berpindah terminal menggunakan Skytrain ke Terminal 1 dan menunggu sekitar 5 jam untuk penerbangan berikutnya.
Selama transit, kami sempat mengunjungi Jewel Changi Airport, pusat perbelanjaan dan rekreasi di bandara yang terkenal dengan Rain Vortex, air terjun indoor tertinggi di dunia.
Saat check-in, kami hanya berdua, lalu di ruang tunggu boarding bertemu dengan komunitas belajar Umrah Mandiri. Alhamdulillah, perjalanan jadi makin seru! Kini kami ber-12, plus si kecil yang tampan, Danish. Hehe, Alhamdulillah!
Tidak terasa waktu berlalu, dan kami harus boarding pukul 16.30 waktu Singapura untuk melanjutkan perjalanan menuju Jeddah dengan Scoot Airlines. Durasi penerbangan 10 jam 5 menit, dan kami tiba di Jeddah pukul 21.50 waktu setempat.

Pengalaman Terbang dengan Singapore Airlines & Scoot
Ini adalah pertama kalinya saya naik Singapore Airlines, setelah sebelumnya selalu menggunakan Saudia Airlines, Emirates, Etihad, atau Garuda Indonesia untuk safar ke Haramain. Pelayanannya tidak mengecewakan untuk harga tiket Rp7 jutaan PP, cukup nyaman dengan bagasi 25 kg per orang.
Sementara itu, Scoot Airlines sebagai maskapai low-cost tidak menyediakan layar hiburan di kursi. Tapi bagi saya tidak masalah karena jarang menggunakannya juga. Yang unik, mereka menyajikan air putih dalam ceret! Sayangnya, saya tidak sempat mengambil foto, tapi itu cukup berkesan.
Dari segi makanan, saya approve semua! Rasanya enak, dan yang paling saya suka adalah cokelatnya! Kalau nanti ada tiket PP Rp7 jutaan lagi, rasanya tidak ragu untuk memilih Singapore Airlines & Scoot lagi. hehe
Saya hanya sempat memfoto menu makanan saat di pesawat Scoot, sedangkan di Singapore Airlines tidak sempat, hehe… Tapi yang penting, makanannya masih cocok di lidah orang Indonesia!
Tiba di Jeddah & Lanjut ke Madinah
Alhamdulillah, kami mendarat di Jeddah tepat waktu dan langsung melanjutkan perjalanan ke Madinah. Kami tiba sekitar 1 jam sebelum masuk waktu Subuh.
Kami langsung sewa mobil Hiace di bandara dengan harga 600 riyal, muat untuk 11 orang dewasa plus 1 balita yang dipangku. Biaya sharing sekitar 55 riyal per orang—cukup murah, kan, kalau bareng Umrah begini? Hehe… Alhamdulillah!
Untuk klaim bagasi, kita ambil sendiri serunya di sini, hehe… Nggak begitu berat kok, tinggal ambil koper sendiri.
Kenapa Pilih Umrah Mandiri?
Keputusan untuk umrah tanpa travel ini diambil setelah tiga kali tertipu travel. Mereka sering menjanjikan sesuatu, tetapi setibanya di Tanah Suci, malah downgrade hotel dengan berbagai alasan. Dan lagi-lagi, dengan jurus seperti biasanya… Sabar ya, kita sedang di Tanah Suci, ini ujian kita. Tapi apakah benar pihak hotel yang menggeser, atau mereka memang sengaja tidak memesan hotel sesuai janji?
Saat saya pesan hotel melalui aplikasi, resepsionis hotel bilang semuanya sudah tersistem, jadi seharusnya tidak bisa dibatalkan seenaknya. Atau mungkin ada sistem lain yang saya kurang paham juga… Intinya, sudah cukup lelah dengan janji manis travel Umrah.
Akhirnya, kami mencoba mengatur semuanya sendiri:
✅ Booking tiket pesawat sendiri
✅ Pesan hotel sendiri
✅ Atur perjalanan sesuai kebutuhan
Dan hasilnya? Alhamdulillah nyaman dan aman! Tidak perlu khawatir soal hotel yang tiba-tiba berubah atau jadwal yang tidak sesuai. Kami lebih bebas mengatur waktu dan biaya.
Oh ya, soal biaya, kami menjalani Umrah Ramadhan mandiri selama 21 hari dengan sekamar berdua, sepertinya tidak lebih dari 80 juta. InsyaAllah nanti akan saya infokan lebih detail di blog berikutnya. Semoga menginspirasi!
Umrah mandiri memang butuh persiapan lebih, tapi dengan perencanaan yang baik, hasilnya lebih nyaman dan sesuai harapan. Buat yang ingin mencoba, bisa banget! Semoga pengalaman ini bermanfaat buat teman-teman yang ingin menjalani umrah secara mandiri. Ingin join grup WA Bareng Umrah? Atau butuh bantuan visa Umrah? Saya bisa bantu, ya! Silakan email ke drn@webnesia.co.id atau hubungi via Telegram: @itsummufarid.
Barakallahu fiikum!