Kita semua mungkin sudah sering mendengar bahwa sampah plastik banyak mudharatnya. Sampah plastik mencemari lingkungan, sulit terurai, dan merugikan biota laut serta ekosistem. Ini menjadi masalah berkepanjangan, termasuk pencemaran tanah dan air.
Awal Kesadaran untuk Mengurangi Plastik
Pada tahun 2018, mulai menyadari pentingnya mengurangi penggunaan plastik. Keputusan besar pertama saya adalah berhenti menggunakan air minum dalam kemasan (AMDK) di kantor. Sebelumnya, kami selalu menyediakan AMDK untuk tim, tetapi kami beralih ke air galon dan memberikan botol minum yang bisa diisi ulang kepada setiap anggota tim. Bahkan untuk tamu, saya tidak lagi menyediakan AMDK, melainkan gelas yang bisa diisi dengan air putih atau minuman lainnya.
Sejak saat itu, saya juga mulai menggunakan pembalut kain sebagai pilihan yang lebih nyaman dan hemat. Dengan cara ini, saya tidak lagi mengalami drama kehabisan pembalut saat haid tiba dan meminta bantuan suami untuk membelikan pembalut sekali pakai. hehe
Menanam Sayuran dan Belajar Mengompos
Kesadaran ini semakin meningkat setelah saya belajar menanam sayuran dan melihat orang-orang berkebun dan mengompos. Saya jadi semakin sadar betapa daruratnya masalah sampah di Indonesia. Berita tentang sistem pengelolaan sampah yang buruk membuat timbulan sampah makanan dan plastik membeludak di TPA. Belasan juta ton sampah di Indonesia belum terkelola dengan baik. Ya Rabb, ini adalah tanggung jawab kita juga karena sering kali kita tidak sadar akan dampak plastik yang dianggap praktis, padahal membuat bumi menangis.
Dampak Buruk Sampah Plastik
Plastik dapat menimbulkan pencemaran baik di tanah, air, maupun udara. Di tanah, plastik menghalangi peresapan air dan sinar matahari, mengurangi kesuburan tanah, dan dapat menyebabkan banjir. Sampah plastik menyumbang 90% sampah yang ada di lautan.
Nasihat Rasulullah tentang Pemeliharaan Lingkungan
Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk berbuat baik terhadap segala sesuatu.
Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat baik terhadap segala sesuatu.”
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu dimakan oleh manusia, hewan atau burung kecuali hal itu merupakan shadaqah untuknya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim, no. 1552)
Kita tidak boleh berbuat kerusakan di muka bumi.
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashshash: 77).
Langkah-Langkah Mengurangi Sampah Plastik
- Hentikan Penggunaan AMDK: Beralihlah ke air galon dan gunakan botol isi ulang.
- Gunakan Pembalut Kain: Pembalut kain nyaman, hemat, dan ramah lingkungan.
- Buat Cemilan Sendiri: Kurangi kemasan plastik dengan membuat cemilan di rumah.
- Bawa Wadah Sendiri: Saat membeli makanan di luar, bawa wadah sendiri.
- Kurangi Belanja Online: Belanja online menghasilkan banyak sampah plastik. Cobalah membeli barang langsung di pasar atau toko.
- Manfaatkan Kemasan Plastik Kembali: Gunakan kembali bubble wrap atau kemasan plastik lainnya.
Pengalaman Pribadi dengan Mengompos
Pada 30 Mei 2024, saya mulai tidak membuang sampah dapur seperti kulit buah atau sayur. Saya mencoba mengompos sampah organik tersebut. Untuk sampah plastik, saya masih belajar membuat ecobrick. Saya juga mulai memilah sampah plastik seperti bubble wrap dan kardus untuk dijadikan bahan coklat saat mengompos. Usaha ini memang tidak mudah, tapi pelan-pelan semoga bisa.
Tips Mengurangi Sampah Plastik
- Minimalisir Penggunaan Plastik Sekali Pakai: Bawa wadah dan tas belanja sendiri.
- Beli Produk Tanpa Kemasan Plastik: Pilih produk yang tidak dikemas dalam plastik.
- Kurangi Belanja Online: Belanja langsung di pasar dengan membawa wadah sendiri.
- Sedekahkan Sampah yang Masih Bisa Digunakan: Sampah yang masih layak bisa diberikan kepada pemulung dalam kondisi bersih dan rapi.
Sadar nggak sih, setiap kita berusaha berbuat suatu kebaikan, seringkali kebaikan lain juga ikut datang? Misalnya, ketika mulai olahraga untuk menjaga kesehatan, kita jadi lebih memperhatikan pola makan yang seimbang, dengan karbohidrat, protein, serat, dan lain-lain. Hal ini kemudian berlanjut ke perawatan wajah dan badan. Lalu, kita belajar hidup minimalis dengan menggunakan barang sampai habis, sesuai dengan ajaran Islam yang melarang perbuatan berlebihan.
Contoh lainnya, ketika mulai mengompos, kita jadi lebih peduli dalam mengelola dan memilah sampah lainnya. Dari situ, kita sadar bahwa menanam tanaman memang sangat bermanfaat dalam kehidupan. Begitu juga sebaliknya, kebiasaan buruk cenderung mendatangkan keburukan lainnya. Misalnya, makan sembarangan dan berlebihan membuat tubuh jadi malas, lemas, berat badan naik, dan bahkan energi untuk berolahraga pun hilang. Contoh lainnya, jika kita berbohong sekali, biasanya akan ada kebohongan lain yang mengikuti.
Ingat kisah orang saleh yang disuruh memilih antara berzina atau minum khamr? Dia memilih khamr karena dianggap dosanya sedikit dan lebih ringan. Namun, karena mabuk, dia justru berzina dan membunuh. Mengamalkan keburukan akan mendatangkan keburukan lainnya.
Jika Allah subhanahu wa ta’ala menerima amalan seorang hamba, maka Dia akan menunjuki pada amalan sholih selanjutnya. Hal ini diambil dari perkataan sebagian salaf, “Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim).
Mengurangi plastik dan mengompos adalah langkah kecil tapi berdampak besar. Siapa tahu amalan kecil ini bisa menutupi kekurangan ibadah lainnya karena dilakukan dengan ikhlas.
Kita sudah tahu dampak mengerikan dari sampah plastik sekali pakai, tetapi seringkali belum tergerak untuk berubah. Seorang Muslim pasti akan berpikir panjang tentang hari pembalasan ketika kita harus mempertanggungjawabkan perbuatan kita di hadapan Allah. Mengompos, mengurangi, dan memilah sampah adalah perbuatan baik. Luruskan niat agar tetap istiqomah, meski belum ada kebijakan pemerintah atau dukungan dari sekitar.
Mencari pembenaran dan menyalahkan pihak lain lebih mudah daripada mengubah perilaku kita. Namun, perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk peduli lingkungan dan menjaga bumi ini demi keberlangsungan hidup anak cucu kita. Semangat belajar zero waste! Barakallahu fiikum.