Dahsyatnya Hari Kiamat oleh Ustadzah Ummu Ihsan Choiriyah حافظه الله membawa kita dalam perjalanan yang menggugah kesadaran akan kebesaran dan kekuasaan Allah, serta kengerian hari kiamat yang pasti terjadi. Artikel ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kiamat sughra, alam kubur, hingga kiamat besar yang akan mengakhiri semua.
Setiap individu memiliki takdir di dunia dan alam kubur. Bahwa setelah meninggal, orang berada di alam barzah, menunggu kedatangan hari kiamat yang pasti terjadi, namun hanya Allah yang mengetahui kapan. Semoga kita meninggal sebelum kiamat, karena meninggal saat itu merupakan seburuk-buruknya manusia.
Hari Jumat memiliki peran khusus dalam sejarah. Nabi Adam lahir, wafat, masuk dan dikeluarkan dari surga, dan kiamat pun hanya terjadi pada hari Jum’at.
Israfil, malaikat peniup sangkakala, memainkan peran penting dengan dua tiupannya yang menakutkan, mengantar manusia pada kematian dan kebangkitan.
(kamu benar-benar akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncang (alam semesta).(Tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua. (Qs. An Naziat : 6-7)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ» قَالُوا: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالُوا: أَرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالُوا: أَرْبَعُونَ سَنَةً؟ قَالَ: أَبَيْتُ
“(Jarak) antara dua tiupan adalah empat puluh.” Para sahabat bertanya,”Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari?” Abu Hurairah menjawab,”Aku enggan.” Mereka bertanya lagi,”Empat buluh bulan?” Abu Hurairah menjawab,”Aku enggan.” Mereka bertanya lagi,”Empat puluh tahun?” Abu Hurairah menjawab,”Aku enggan.” (HR. Bukhari no. 4935)
Maksudnya, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu enggan untuk menegaskan atau memastikan apakah empat puluh hari, empat puluh bulan, atau empat puluh tahun. Akan tetapi yang pasti adalah bahwa jaraknya empat puluh. Dikatakan juga bahwa jarak dua tiupan ini adalah di antara perkara yang tidak diketahui kecuali Allah Ta’ala.
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan,
ومعناه امتنعت من تبيينه لأني لا أعلمه فلا أخوض فيه بالرأي
“Maksudnya, aku tidak bisa menjelaskan, karena aku tidak mengetahuinya. Maka aku tidak berbicara tentang hal itu hanya berdasarkan pendapat (logika).” (Fathul Baari, 11/370)
Sumber: https://muslim.or.id/24895-berapa-kali-sangkakala-ditiup-pada-hari-kiamat.html
Hari kiamat, Allah membuat anak kecil beruban tiba-tiba
Lalu, bagaimanakah kamu akan dapat menjaga dirimu (dari azab) hari yang menjadikan anak-anak beruban jika kamu tetap kufur? (Qs. Al Muzzammil: 17)
Detil tentang dahsyatnya hari kiamat diuraikan melalui ayat-ayat Al-Qur’an. Wanita melupakan anak-anak yang disusunya, wanita hamil keguguran, dan tiupan sangkakala pertama menyebabkan kematian semua manusia. Pada tiupan sangkakala kedua, manusia dibangkitkan dari Alam Kubur.
Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur). (Qs. Az Zukhruf: 11)
Tampak jelaslah bagi mereka keburukan-keburukan yang mereka kerjakan (di dunia) dan mereka diliputi oleh (azab) yang selalu mereka olok-olokkan. (Qs. Az Zumar: 48)
Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya guncangan hari Kiamat itu adalah sesuatu yang sangat besar. Pada hari kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui melupakan anak yang disusuinya, setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya dan kamu melihat manusia mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan tetapi, azab Allah itu sangat keras. (Qs. Al Hajj: 1-2)
pandangan mereka tertunduk. Mereka keluar (berhamburan) dari kubur seperti belalang yang beterbangan. (Qs. Al Qamar: 7)
Kondisi manusia pada hari kiamat, tanpa pakaian dan perlengkapan, menggambarkan keadaan berat dan dahsyat. Bahwa saat itu, manusia sibuk dengan dirinya sendiri, menundukkan kepalanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً
“Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 5102 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha).
Demikianlah keadaan manusia tatkala bertemu dengan Allah Ta’ala di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan. Meskipun demikian, akhirnya mereka diberi pakaian juga. Dan manusia yang pertama kali diberi pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَنْ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيْمُ
“Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari Kiamat adalah Nabi Ibrahim.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4371).
Adapun pakaian yang dikenakannya ketika itu adalah pakaian yang dikenakan ketika mati. Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَيِّتُ يُبْعَثُ فِيْ ثِيَابِهِ الَّتِيْ يَمُوْتُ فِيْهَا
“Mayit akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika mati.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shohiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3575)
Allah tidak akan mengumpulkan rasa aman dan takut. Barangsiapa memupukkan rasa takut saat ini, akan mendapatkan rasa aman di masa depan.
Setan selalu berupaya membuat hati kita keras dan menggoda dengan keduniaan. Mengingat kiamat membawa rasa takut yang memotivasi untuk mempersiapkan bekal akhirat. Tetaplah sibuk dengan kebaikan seiring bertambahnya usia.
Golongan yang mendapatkan pertolongan di hari kiamat, termasuk pemimpin yang adil, pemuda yang beribadah, orang yang hatinya terpaut ke masjid, yang saling mencintai karena Allah, pemuda yang menolak zina, yang bersedekah secara sembunyi, yang berpikir mengingat Allah sendirian hingga meneteskan air mata dan Memberikan kelonggaran kepada yang berhutang atau membebaskannya. Semua itu akan mendatangkan pertolongan dari Allah.
Semoga Allah selalu memudahkan langkah kita dalam berbuat kebaikan. Semangat terus dalam mempersiapkan amalan-amalan sebagai bekal untuk akhirat. Semoga hati kita selalu bersih, dan segala amal ibadah kita diterima oleh-Nya, Aamiin.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis catatan kajian dan para pembaca. Aamiin. Barakallahu fiikum…