Sabar, iman, dan syukur adalah prinsip-prinsip penting yang diajarkan dalam ajaran Islam, dan dijelaskan dengan indah oleh Rasulullah. Sabda beliau menggambarkan keutamaan iman yang luar biasa, di mana setiap urusan yang diberikan Allah adalah baik untuk kita. Bahkan ketika diuji dengan musibah, kita diajarkan untuk bersabar dan ketika diberi nikmat, kita harus bersyukur.
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Selain itu, Rasulullah juga mengajarkan pentingnya berempati terhadap orang-orang yang lemah. Berteman dengan mereka akan membawa kelembutan pada hati kita.
Manusia, sebagai makhluk yang diatur oleh Allah, diwajibkan untuk mengikuti aturan-Nya. Oleh karena itu, kita harus mampu bersabar dalam menjalani aturan tersebut, tanpa memaksakan kehendak sesuai keinginan pribadi. Kita tidak boleh bertindak sesuka hati, karena Allah lah yang mengatur segalanya.
Sabar memiliki tingkatan yang beragam, namun sabar yang paling rendah adalah ketika kita terpaksa harus bersabar tanpa memiliki pilihan lain. Namun, sabar yang sesungguhnya adalah ketika kita memilih untuk menahan diri demi mendekatkan diri kepada Allah. Sabar dalam ketaatan kepada-Nya adalah bentuk sabar yang paling tinggi.
Contohnya, sabar bisa berarti menahan diri untuk tidak melakukan maksiat, mengendalikan hawa nafsu demi menjauhi dosa dan mendekatkan diri kepada Allah.
Terdapat tiga bentuk sabar yang penting untuk dipahami:
- Sabar dalam menerima takdir Allah, yaitu kesabaran dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang Allah berikan kepada kita.
- Sabar dalam menjalankan perintah Allah, yang mengharuskan kita untuk bertahan dan tekun dalam melaksanakan segala perintah-Nya tanpa mengeluh.
- Sabar untuk menahan diri dari maksiat, yang melibatkan pengendalian diri dan penolakan terhadap godaan untuk melakukan dosa.
Memaksa diri untuk melakukan kebaikan juga merupakan bentuk sabar dalam ketaatan kepada Allah, di mana kita harus melawan hawa nafsu dan kesenangan duniawi demi mencapai ridha-Nya.
Orang yang kuat bukanlah orang yang pandai bergelut. Yang kuat, itulah yang kuat menahan marahnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang namanya kuat bukanlah dengan pandai bergelut. Yang disebut kuat adalah yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari, no. 6114; Muslim, no. 2609)
Apakah seseorang yang mengaku beriman belum diuji? Allah akan memberikan ujian untuk mengetahui siapa di antara kita yang memiliki kesabaran yang teguh. Setiap individu akan diuji sesuai dengan kadar imannya, dan iman yang kuat akan diuji dengan ujian yang lebih berat, sementara iman yang lemah akan diuji dengan ujian yang lebih ringan.
Ujian yang diberikan Allah kepada manusia seringkali melibatkan sesuatu yang sangat dicintai oleh individu. Hal ini dilakukan Allah untuk menguji sejauh mana kesetiaan dan kecintaan kita kepada-Nya, serta untuk mengetahui apakah kita lebih mencintai Allah atau hal-hal duniawi yang kita cintai.
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail adalah cerminan kepatuhan yang luar biasa kepada perintah Allah. Meskipun Nabi Ibrahim telah menantikan keturunan selama waktu yang lama, dan setelah Ismail tumbuh menjadi anak yang sholeh, Allah menguji kesetiaan dan ketaatan Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih anaknya.
Dalam ujian ini, bukan darah yang dikehendaki oleh Allah, melainkan kepatuhan dan kesetiaan Nabi Ibrahim. Allah menguji siapa yang lebih dicintai, apakah Allah ataukah anaknya sendiri, Ismail. Nabi Ibrahim dengan tulus menuruti perintah Allah untuk menyembelih anaknya.
Namun, dengan kekuasaan dan rahmat-Nya, Allah menggantikan Ismail dengan seekor kibasy (kambing besar) berwarna putih, bermata hitam, dan bertanduk besar ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelihnya. Kisah ini menjadi asal mula peringatan Idul Adha, hari raya qurban, yang mengingatkan kita akan pengorbanan dan kepatuhan yang diperlukan dalam menghadapi ujian dan perintah Allah.
Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya. (QS. Ali Imran: 92)
Sabar adalah obat yang ampuh untuk menghadapi segala ujian yang diberikan oleh Allah. Berdoa selalu kepada Allah agar tidak diuji dalam agama, karena ujian dalam agama merupakan ujian yang paling berat.
Allah menguji manusia dengan berbagai tingkatan:
- Ada orang yang diuji dan ia menolak serta mencela takdir Allah.
- Ada orang yang bersabar, dan sikap sabar ini merupakan kewajiban.
- Ada orang yang menerima musibah dengan ridha kepada kehendak Allah.
- Ada orang yang bersyukur ketika ditimpa musibah, menghargai setiap ujian sebagai karunia dari Allah.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan. (QS. Az Zumar: 10)
SABAR adalah modal penting dalam menjalani kehidupan, karena dengan sabar kita tidak akan merasa sempit. Allah menguji kita bukan untuk menyusahkan, namun sebagai sarana untuk mengukur keimanan dan kesabaran kita. Orang yang beriman akan mendapatkan kebaikan dengan bersyukur. Dan jika diuji dengan musibah, maka bersabar.
Iman, syukur, dan sabar adalah kunci utama untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan ujian dan cobaan, sekaligus menjadi kunci untuk mencapai kebahagiaan dengan mudah.
Jazakallahu khairan, Ustadz Luthfi Abdul Jabbar حَفِظَهُ الل, Semoga Allah memberkahi ustadz beserta keluarga. Alhamdulillahiladzi bini’ matihi tatimush shalihat kajian terakhir saat di Haramain. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk selalu berkunjung ke Baitullah setidaknya sekali setahun. Aamiin.
Semoga catatan kajian ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi sebab pemberat amal kebaikan. Aamiin. Barakallahu fiikum.
At Al Zahra Hotel, Al Salam Street, Central Area, Medina , 23 Sya’ban 1445 H
Masyaallah tabarakallah,,, ana suka bngt ama artikel ini ,karna pada dasarnya keluarga ana sedang diuji melalui ujian ekonomi rumah tangga ,tpi in syaa allah ana selalu mencoba untuk selalu bersyukur kepada allah atas rezekinya yang sudah jamin nya .
Sesuai Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)