Ramadhan, bulan penuh keberkahan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam, bukan hanya sebagai bulan puasa, tetapi juga sebagai waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah agar bertakwa. Salah satu momen paling berharga dalam bulan ini adalah malam Lailatul Qadr, malam di mana Al-Qur’an mulia diturunkan.
1. Keinginan yang Mendalam
Lailatul Qadr menjadi malam yang begitu istimewa karena melimpah keberkahan di dalamnya. Maka, sangat penting bagi kita untuk memiliki keinginan / niat yang kuat untuk mencari dan mengisi malam yang penuh berkah ini dengan amal ibadah yang baik.
2. Keutamaan Lailatul Qadr
Malam Lailatul Qadr memiliki keutamaan yang luar biasa. Beberapa di antaranya adalah:
- Malam Turunnya Al-Qur’an: Malam di mana Al-Qur’an mulia diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. (QS. Al Qadr: 1)
- Lebih Baik dari Seribu Bulan: Amal ibadah yang dilakukan di malam ini bernilai lebih besar dari ibadah seribu bulan.
Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. (QS. Al Qadr: 3)
- Turunnya Malaikat Rahmat: Malaikat turun ke bumi lebih banyak daripada jumlah kerikil di muka bumi.
Hadits riwayat Thayalisi dalam Musnadnya nomor 2545, juga Ahmad II/292, dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya II/223, “Lailatul Qadr itu pada malam 27 atau 29, sungguh malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil.”
Hal ini juga tercermin dalam Surat Al-Qadr ayat 4, di mana disebutkan, “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
- Penetapan Takdir Tahunan: Malam di mana takdir umat manusia ditetapkan untuk setiap tahun.
Takdir dibagi menjadi empat bagian:
1. Takdir Azali, yaitu ketetapan ilahi yang tak dapat berubah, telah ditentukan 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.
Allah berfirman, “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hajj: 70)
2. Takdir ‘umri, ditetapkan hanya sekali seumur hidup saat individu masih dalam kandungan selama empat bulan. Takdir ini mencakup segala aspek kehidupan, termasuk umur, rezeki, kebahagiaan, dan penderitaan.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).” (HR. Bukhari Muslim)
Meskipun sudah ditetapkan, takdir ini masih dapat berubah dengan berbagai amal baik seperti doa, silaturahim, dan bakti kepada orang tua. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari dan Muslim, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi.”
3. Takdir Sanawi, termasuk dalam malam Lailatul Qadr, di mana takdir untuk tahun mendatang ditetapkan. Malam yang penuh berkah ini menentukan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi selama tahun tersebut.
Allah juga berfirman, “Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 4-5)
4. Takdir Yaumi, yaitu takdir yang berlaku harian.
Perlu dicatat bahwa di antara keempat jenis takdir tersebut, takdir azali yang ditulis dalam lauhil mahfudz adalah yang paling utama, sementara tiga jenis takdir lainnya (‘umri, sanawi, dan yaumi) dapat berubah. Penting untuk memahami kalimat berikut: “Perubahan dalam takdir (‘umri, sanawi, dan yaumi) ini tertulis dalam takdir azali di lauhil mahfudz.”
Sebagai contoh, mungkin saja dalam takdir ‘umri seseorang tertulis sebagai orang yang celaka, namun karena ia sungguh-sungguh mencari hidayah, maka ia menjadi orang yang beruntung. Perubahan dalam takdir ‘umri ini tertulis dalam lauhil mahfudz.
Inilah yang dimaksud dengan “takdir bisa dirubah dengan doa”.
“Tidak ada yang bisa mengubah takdir kecuali doa.” (HR. Al Hakim, hasan)
Bertawakal kepada Allah, berusaha melakukan amal baik, dan memperbanyak doa agar takdir yang ditetapkan dapat menjadi sebaik-baiknya bagi kehidupan kita. Aamiin
3. Cara Mencari Lailatul Qadr
Untuk mencari Lailatul Qadr, kita dianjurkan untuk:
- Mencari malam ini di sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama di malam ganjil.
- Berusahalah untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan dengan amal ibadah yang baik.
- Perhatikan ciri-ciri malam Lailatul Qadr, seperti malam yang sejuk, tidak panas, tidak dingin, dan cerah.
- Mengisi malam ini dengan berbagai amal ibadah, seperti shalat, dzikir, istighfar, dan doa.
4. Mental Juara dan Sikap Calon Penghuni Surga
Saat menjelang sepuluh hari terakhir Ramadhan, kita perlu memiliki mental juara yang semakin kuat. Fokuskan diri pada urusan akhirat dan sedikit tidur di waktu malam. Ini adalah sikap yang dimiliki oleh calon penghuni surga.
Yang membuat iri para sahabat nabi adalah ketika melihat orang lain melakukan kebaikan, bukan hal-hal duniawi. Para sahabat tidak pernah merasa iri terhadap kesuksesan atau kekayaan materi, namun mereka selalu terinspirasi oleh kebaikan yang dilakukan.
Selama 10 hari terakhir ramadhan, Rasulullah lebih memperhatikan urusan akhirat.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a., ia berkata: Artinya, “Jika telah datang 10 hari yang terakhir (di bulan Ramadhan), Nabi ﷺ mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya (dengan beribadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah).” (HR Bukhari dan Muslim).
Sikap calon penghuni surga adalah tidur sedikit pada malam hari.
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam (surga yang penuh) taman-taman dan mata air. (Di surga) mereka dapat mengambil apa saja yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). (QS. Az Zariyat: 15-18)
Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah:
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850)
Ketika sudah berniat untuk mencari Lailatul Qadr namun mengalami menstruasi pada 10 malam terakhir Ramadhan, ini adalah takdir Allah. Inilah mengapa penting untuk berbisnis niat, sehingga kita tidak melakukannya dengan sekadar basa-basi, melainkan dengan niat yang sungguh-sungguh dan tulus. Tidak hanya sekedar mengatakan, “Ya, aku mau menghidupkan malam tapi ngantuk, mending tidur saja…” Kita harus memastikan niat kita sungguh-serius. Meskipun mengalami menstruasi, kita tetap bisa melakukan banyak amalan seperti berdzikir. Meskipun kita tidak bisa melaksanakannya semisal itikaf, shalat malam, baca qur’an karena sebab haid, namun dengan niat yang sungguh-sungguh, kita percaya bahwa qodarullah (takdir Allah) telah mengatur segalanya. Insyaallah, kita akan tetap mendapatkan pahalanya meskipun tidak bisa melaksanakannya secara fisik.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang hamba jika ia berada pada jalan yang baik dalam ibadah, kemudian ia sakit, maka dikatakan pada malaikat yang bertugas mencatat amalan, “Tulislah padanya semisal yang ia amalkan rutin jika ia tidak terikat sampai Aku melepasnya atau sampai Aku mencabut nyawanya.” (HR. Ahmad, 2: 203. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih, sedangkan sanad hadits ini hasan)
Ciri-ciri orang yang mungkin mendapat Lailatul Qadr tidak didasarkan pada firman Allah atau hadis Nabi, namun para ulama mengatakan bahwa pertanda kebaikan yang diterima bisa diikuti dengan kebaikan lainnya.
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah Ketika membicarakan faedah melakukan puasa Syawal, beliau rahimahullah berkata, “Kembali lagi melakukan puasa setelah puasa Ramadhan, itu tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Karena Allah jika menerima amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik untuk melakukan amalan shalih setelah itu. Sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama, ‘Balasan dari kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.’ Oleh karena itu, siapa yang melakukan kebaikan lantas diikuti dengan kebaikan selanjutnya, maka itu tanda amalan kebaikan yang pertama diterima. Sedangkan yang melakukan kebaikan lantas setelahnya malah ada kejelekan, maka itu tanda tertolaknya kebaikan tersebut dan tanda tidak diterimanya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 388).
Atau perkataan yang lainnya yang diutarakan oleh Ibnu Katsir ketika membahas tafsir surat Al-Lail, “Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 583).
Siapa yang menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi siapa yang Kami kehendaki. Kemudian, Kami sediakan baginya (neraka) Jahanam. Dia akan memasukinya dalam keadaan tercela lagi terusir (dari rahmat Allah). (QS. Al Isra: 18)
Dengan memahami keistimewaan dan cara mencari Lailatul Qadr, mari kita manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih berkah serta ampunan-Nya. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan petunjuk untuk mengisi malam-malam terakhir Ramadhan dengan amal ibadah yang berlimpah.
Alhamdulillah, walaupun ada sedikit kendala untuk menghadiri kajian Ustadzah Ummi Yunengsih hafidzahullahu di Masjid Al Ikhlas Dukuh Bima Bekasi, Tambun Selatan tadi pagi, namun dengan izin Allah masih dapat hadir di kajian tersebut. Duduk di majelis ilmu yang membahas menggapai malam yang dirindukan.
Semoga Allah memberkahi Ustadzah Ummi dan keluarganya, dan semoga Allah memudahkan kita untuk selalu melakukan kebaikan, disampaikan usia kita hingga akhir Ramadhan, sehingga kita dapat meraih Lailatul Qadr. Semoga Allah menerima segala amal ibadah puasa kita dan amalan lainnya, serta mengumpulkan kita semua di surga Firdaus. Aamiin.
Catatan kajian ini dilengkapi dengan detail hadits yang bersumber dari website Rumaysho.com dan Muslim.or.id, dan ayat qur’an di Litequran.net. Semoga Allah memberikan banyak kebaikan kepada pengelola di sumber web tersebut. Semoga catatan kajian ini juga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Barakallahu fiikum.
Maa syaa allah barokallahufikum….
Jazakumullahukhoiron katsiron ukhsay memberikan informasi dan nasehatnya ❤️✨
Maa syaa allah barokallahufikum 🌷
Jazakumullahukhoiron katsiron ukhsay yang telah memberikan nasehat nya ❤️✨
Bismillahirrahmanirrahim…
Masyaaallah tabarakallah semoga menjadi penyemangat untuk diakhir malam malam bulan Ramadhan… Malam yg dirindukan..
MasyaAllah barakallah..🌸🌸
Jazakumullohukhoiron katsiran teh.. semoga ilmunya bermanfaat untuk kita semua 🩷🩷
Artikel pertama yg menarik perhatian yaitu dg judul : “Menggapai Malam yang Dirindukan: Memahami Keistimewaan dan Cara Mencari Lailatul Qadr”
Ilmu dan wawasan ini yang sdg dibutuhkan untuk kita saat menjelang mencari keutamaan Lailatul Qadar besok. Semoga kita semua diberikan pertolongan dan Taufiq untuk mengisi malam-malam terakhir Ramadhan dengan amal ibadah yang berlimpah dan mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. aamiin allahuma aamiin.
Berharap,dan semoga allah kabulkan doa ku sealma ini.amin allhumma amin
MaasyaAllah yukkk. Semangat yukkk di. Malam. Ganjil di bulan Ramadhan 10 hari terakhir, apa bila mlm. Ganjil nya mlm jum’at lebih besar kemungkinan nya terjadi mlm lailatul ada bismillah
Bismillah… Masyaaallah tabarakallah… Semoga menjadi penyemangat untuk diakhir sisa malam malam dibulan ramadhan.. aamiin . Semoga Allah menerima amal ibadah kita smua
Masyaallah tabarakallah Umm tulisannya semoga jadi amal jariyah yah umur karya tulisannya 💖
Maa Syaa Allah Tabarakallah
Allahumma baarik, mampir lagi umm ke artikelnya yg ini setelah kemarin saya baca artikelnya yg ttg liburan ke turkey, maasyaAllaah 🥹 insightful 🫶