Orang yang paling bahagia adalah mereka yang memiliki keikhlasan dalam setiap langkah hidupnya.
Ketika seseorang semakin meningkatkan tingkat keikhlasannya, kebahagiaannya pun semakin bertambah. Bagaimana tidak? Allah mengetahui dengan pasti segala kebaikan dan amalan yang dilakukan, karena ia menjalani hidup semata-mata untukNya.
Di dunia ini, kebahagiaan seringkali diukur dari sejauh mana seseorang dikenal di mata manusia, menjadi seseorang yang penting, atau memiliki status tertentu. Namun, sejauh mana kebahagiaan yang didapatkan ketika Allahlah yang mengenali diri kita?
Orang yang ikhlas memahami bahwa Allah mengetahui setiap amalan ibadahnya, meskipun tak ada seorang pun yang melihatnya. Tak peduli apakah orang lain mempedulikannya, bahkan mungkin merendahkannya, yang terpenting adalah keyakinan bahwa segala kebaikan yang dilakukan diketahui oleh Allah.
Salah satu kiat bahagia yang sangat ampuh adalah saat berbuat baik kepada sesama, janganlah menganggap bahwa kita berurusan langsung dengan mereka. Sebaliknya, kita sedang berurusan dengan Allah. Saat memberi sumbangan, bantuan, maupun hadiah. ingatlah bahwa kita sedang berinteraksi dengan Allah. Allah yang melihat setiap amalan.
Semakin seseorang ikhlas dan amalannya tidak diketahui orang lain, Allah akan semakin mengenal, dan mencintai kita. Orang yang ikhlas tak peduli dengan komentar atau pujian dari orang yang dibantunya, karena yang diharapkannya hanyalah pujian dari Allah.
Dalam keadaan seperti ini, sebagaimana diungkapkan dalam Al-Quran, mereka yang bertaqwa akan berkata:
(Mereka berkata,) “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanya demi rida Allah. Kami tidak mengharap balasan dan terima kasih darimu. (Qs. Al Insan: 9)
Orang yang benar-benar ikhlas, adalah orang yang paling bahagia. Mereka tidak sibuk mendengar komentar orang lain tentang amalan mereka. Mereka yakin bahwa pujian dari manusia tidak akan meninggikan derajatnya, begitu juga celaan manusia tidak akan merendahkan derajatnya. Yang terpenting, mereka baik di hadapan Allah.
Konsentrasi hidupnya adalah bermuamalah kepada Allah. Dalam kajian Ustadz Firanda, ia mengajarkan bahwa ada 7 golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat yaitu ada 2 yang ikhlas:
- Orang yang berinfak dengan tangan kanannya, dan dia sembunyikan sampai tangan kirinya tidak mengetahuinya. Mereka senang karena hanya Allah yang mengetahui amalannya, dan tak butuh pujian dari orang lain.
- Seorang yang ikhlas adalah mereka yang dapat mengingat Allah ketika berada sendirian, sehingga air matanya pun mengalir. Bahkan menurut tafsir para ulama, yang seseorang di hadapan banyak orang. Namun saking ikhlasnya dia, bisa mengkondisikan dirinya seakan-akan dia sedang sendirian. Kenapa? Karena dia tidak memperdulikan komentar orang lain. sehingga dia tetap menangis meski di hadapan banyak orang.
Untuk mencapai kebahagiaan sejati, Ustadz Firanda mengingatkan bahwa kita perlu mengikhlaskan amalan ibadah hanya kepada Allah. Jangan terlalu sibuk dengan komentar atau pujian dari orang lain. Sebab, tidak ada seorang pun yang akan dipuji oleh semua orang. Yang terpenting adalah kita baik di hadapan Allah.
Dengan mengikat hati hanya kepada Allah dan yakin bahwa kita sedang bermuamalah kepada-Nya, kebahagiaan sejati akan menghampiri. Kita tidak akan terlalu mempedulikan komentar manusia, karena yang kita harapkan hanyalah keridhoan Allah yang mengenal sepenuhnya setiap amalan kita.
Semoga kita semua dapat meraih kebahagiaan sejati dengan menjalani hidup dengan keikhlasan. Jazakallahu khair Ustadz Dr. Firanda Andirja Abidin, Lc., M.A. hafizahullah. Semoga Allah senantiasa melindungi Ustadz dan keluarga dari segala bahaya, memberikan kesehatan, dan melimpahkan keberkahan dalam hidupnya. Aamiin. Mari kita terus berusaha menjadi manusia yang ikhlas, bahagia, dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Barakallahu fiikum…