Sikap Seorang Muslim di Zaman Fitnah
Oleh: Syaikh Prof Dr. Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily حفظه الله
Penerjemah : Ustadz Abdul Aziz Lutfhi, Lc. M.Hum حفظه الله
Pendahuluan
Dalam kajian ini, Syaikh Prof Dr. Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily menyajikan pandangannya tentang sikap seorang Muslim di zaman fitnah. Fitnah bukan hanya sekadar siksa atau azab, melainkan juga ujian yang bisa datang dalam berbagai bentuk, baik dalam kebaikan maupun keburukan.
Jenis-Jenis Fitnah:
- Fitnah dalam Quran: Terkait dengan siksa atau azab.
- Fitnah sebagai Ujian: Menimpa umat sebagai ujian, baik dalam kebaikan maupun keburukan.
- Fitnah Khusus dan Umum:
- Fitnah Khusus: Berkaitan dengan ujian individu yang dosanya dapat diampuni melalui amal sholeh.
- Fitnah Umum: Menimpa seluruh umat Islam, seperti pertikaian dan perpecahan setelah wafatnya Umar bin Khattab.
Peran Umar bin Khattab dan Munculnya Fitnah:
Setelah wafatnya Umar bin Khattab, muncul kelompok-kelompok menyimpang seperti Khawarij, Murjiah, dll. Perbedaan pendapat dan ijtihad menyebabkan perpecahan dalam umat Islam.
Sikap Muslim di Hadapan Fitnah:
- Kacamata Takdir dan Iman:
- Beriman pada takdir Allah.
- Berserah diri kepada Allah.
- Melihat fitnah sebagai hikmah untuk mengampuni dosa umat Islam.
- Kacamata Syariat:
- Memahami dan mengikuti ketentuan syariat Islam.
Sikap Seorang Muslim:
Sikap Sebelum Munculnya Fitnah:
- Mempelajari ilmu agama Islam.
- Menghindari keburukan.
- Memahami karakter orang munafik.
Sikap Sesudah Munculnya Fitnah:
- Beribadah dengan tekun agar Allah melindungi dari segala jenis fitnah.
Doa dan Perlindungan:
Memohon agar dijauhi dari berbagai macam fitnah, dijauhi dari kesyirikan, dan dilindungi dari fitnah Dajjal.
Dari ‘Aisyah -istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Aisyah mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdoa di dalam shalatnya,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ ، اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
“ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA A’UDZU BIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL, WA A’UDZU BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WA FITNATIL MAMAAT. ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa kubur, aku meminta perlindungan pada-Mu dari cobaan Al Masih Ad Dajjal, aku meminta perlindungan pada-Mu dari musibah ketika hidup dan mati. Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari perbuatan dosa dan sulitnya berutang).” (HR. Bukhari, no. 832 dan Muslim, no. 589).
Sumber https://rumaysho.com/22442-manhajus-salikin-berbagai-doa-setelah-tasyahud-akhir-sebelum-salam.html
Menyikapi Penyebaran Fitnah:
- Tidak menyebarkan fitnah.
- Menyerahkan urusan ke ulil amri (pemimpin).
- Taat kepada pemimpin.
- Bersatu dengan jamaah kaum Muslimin.
Wasiat Rasulullah:
- Berpegang erat dengan jamaah Muslimin.
- Taat kepada pemimpin.
- Tetap ke masjid meskipun ada fitnah.
- Jika memiliki ilmu, berbicara.
- Jika tidak memiliki ilmu, diam.
Kesimpulan:
Setiap individu perlu mengenal kapasitas dirinya masing-masing dan berkontribusi sesuai dengan ilmu yang dimiliki. Semoga catatan ini bermanfaat dan menjadi amal sholeh, serta Allah selalu memberikan petunjuk pada jalan kebenaran dan menjauhkan dari kesesatan. Aamiin.
Yuk, simak lebih lanjut kajian mendalam Syaikh Prof Dr. Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily tentang sikap seorang Muslim di zaman fitnah! Catatan ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan kajian. Pastikan untuk mengeksplorasi dan mendapatkan wawasan lebih lanjut dengan menonton kajian lengkapnya di YouTube. Barakallahu fiikum…