6. ADAB BERSIN
Adab bersin adalah dengan menutup wajah menggunakan tangan atau pakaian, serta memuji Allah dengan اَلْحَمْدُ ِللهِ. Jika ada yang mengucapkan “yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu), hendaklah menjawab dengan “yahdikumullah wa yuslihu baalakum” (semoga Allah selalu memberikan petunjuk dan memperbaiki perasaan hatimu).
Dalam masalah bersin, perlu diingat bahwa bersin adalah suara yang keluar dari hidung dengan tekanan tinggi. Tujuan menutup mulut adalah agar virus dan bakteri tidak menyebar, dan ini bisa dilakukan dengan tangan atau kain. Lebih baik menggunakan tangan yang tertutup, mengingat kemungkinan keluarnya benda kotor saat bersin. Selain itu, dalam syariat, tangan kanan diutamakan untuk yang bersih dan tangan kiri untuk yang kotor.
Doa saat bersin adalah “alhamdulillah”, dan jika seseorang menambahnya, itu lebih sempurna. Bersyukur saat bersin karena itu adalah proses pertahanan tubuh dan melawan virus. Ucapan “yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu) hanya diberikan jika terdengar ucapan “alhamdulillah” dari orang yang bersin. Selain itu, bisa juga berdoa dengan doa lain seperti doa Ibnu Umar, “semoga Allah merahmati dan mengampuni kami dan kalian”, atau doa Ibnu Abbas, “semoga Allah merahmati kami dan kalian”. Doa-do’a ini tidak dianggap menyelisihi sunnah atau bid’ah, selama tidak menyalahi syariat.
7. ADAB MENGUAP
Saat menguap, hendaklah menahannya semaksimal yang mampu, serta membantu dengan menutup mulut menggunakan tangan. Hindarilah mengucapkan “aaahhh! aaahhh!” yang tidak sopan.
Dalam konteks menguap, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Menguap adalah proses mengeluarkan udara dari mulut tanpa kekuatan.
- Penting untuk menahannya semaksimal mungkin dan menggunakan tangan untuk membantu, sehingga tidak terlihat kondisi buruk dari diri kita.
- Penggunaan tangan kanan atau tangan kiri diperbolehkan.
- Disarankan untuk menggunakan punggung telapak tangan daripada bagian dalamnya.
- Mengeluarkan suara saat menguap dapat membuat seseorang terlihat kurang sopan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Maka, apabila salah seorang di antara kalian bersin dan memuji Allah, maka wajib bagi setiap orang muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan, ‘YARHAMUKALLAH (artinya: semoga Allah merahmatimu)’.”
Adapun menguap, maka itu adalah dari setan. Apabila salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahannya semampu mungkin. Karena, jika salah seorang di antara kalian menguap maka setan tertawa karenanya.” (HR. Bukhari, no. 6223)
8. ADAB BERMAJELIS
Ketika masuk ke dalam perkumpulan orang, hendaklah mengucapkan salam dan duduklah di tempat yang tersedia di ujung majelis. Hindarilah duduk di antara cahaya matahari dan teduhan serta jangan memisahkan seseorang yang sedang berbicara dengan menghalangi di tengah-tengahnya. Jangan pula meminta seseorang untuk berpindah tempat dari tempatnya. Jika ada yang ingin bergabung namun tempat sudah penuh, berikanlah tempat dan sebutlah nama Allah dalam hal tersebut. Minimal, dalam sebuah majelis hendaklah diakhiri dengan doa kafaratul majelis.
Dalam adab bermajelis, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Saat tiba di tempat perkumpulan orang, hendaklah mengucapkan salam pada mereka.
- Pilihlah tempat duduk di ujung majelis, di mana perkumpulan orang tersebut berakhir.
- Jika majelis tidak teratur, aturan nomor 2 boleh tidak diterapkan.
- Hindarilah duduk di tempat yang panas dan teduh, meskipun alasannya tidak disebutkan secara shahih menurut syaikh.
- Jika ada dua orang yang sedang berbicara secara asik, mintalah izin sebelum bergabung. Jika tidak, boleh langsung duduk.
- Jangan mengusir orang yang sudah duduk, kecuali jika tempat itu memang khusus.
- Jika ada orang yang memerlukan tempat, luangkanlah majelisnya.
- Saat melapangkan tempat, akan ada dua kemungkinan yang terbuka: tempat duduk atau hati. Ketika disebutkan “lapangkan majelis”. Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadilah:11)
- Di mana pun majelis berlangsung, hendaklah menjadi orang yang selalu berdzikir, mengingat Allah setidaknya sekali, atau membaca doa kafaratul majelis.
- Doa kafaratul majelis bertujuan untuk menghapus kesalahan dan dosa yang terjadi dalam majelis, meskipun merasa tidak ada kesalahan yang dilakukan.
Dengan memperhatikan adab-adab ini, bermajelis akan menjadi lebih baik dan penuh berkah.
9. ADAB DIJALAN
Demikian catatan yang membahas tentang adab dan akhlak dalam pertemuan pekan keenam bersama Ustadz Ratno Abu Muhammad Lc, M.Ag dengan merujuk pada kitab “Al-Adabul Asyarah” karya Syaikh Shalih bin Hamd Al-‘Ushaimi. Semoga Allah memberkahi keduanya.
Semoga ilmunya dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkannya, aamiin.