Dalam menuntut ilmu, diperlukan keikhlasan, kesabaran, kecintaan, dan penghormatan terhadap ilmu agar proses pembelajaran berjalan lancar. Prinsip dasar penghormatan terhadap ilmu dapat disimpulkan dalam Khulashah Ta’zhim Al-‘ilm.
- Membersihkan Wadah Ilmu:
- Ilmu perlu tempat, yaitu hati. Hindarilah hal-hal negatif seperti syubhat, debat, dan ghibah agar cahaya Allah dapat masuk. karena jika hati kotor, cahaya Allah akan sulit masuk.
- Fokus dan kurangi penggunaan handphone saat belajar untuk meraih keberhasilan. Bagi penuntut ilmu yang ingin sukses, sebaiknya hindari pikiran yang terlalu sibuk dan kurangi penggunaan gadget.
Proses menuntut ilmu membutuhkan ketenangan, dan terkadang diperlukan penyendirian untuk mendapatkan ilmu. Ilmu bisa diibaratkan seperti susu yang harus diminum dari gelas yang bersih agar kita dapat menikmatinya. Dan Kemuliaan dalam perjuangan dinilai dari seberapa besar pengorbanan yang kita lakukan.
- Mengikhlaskan Niat dalam Belajar:
Keberhasilan dalam belajar sangat bergantung pada kualitas niat yang dimiliki. Semakin besar niatnya, semakin tinggi semangat untuk menuntut ilmu, begitu pula sebaliknya. Keikhlasan dalam menuntut ilmu dapat diidentifikasi melalui empat hal:
Menghilangkan kebodohan, yang menjadi langkah awal dalam mengejar pengetahuan.
- Penuntut ilmu bisa sombong, yang muncul karena pengetahuan baru tentang halal dan haram. Meskipun merupakan fase yang harus dilewati, perbuatan sombong ini tidak baik, Pada tahap pertama ini biasanya penuntut ilmu niatnya untuk mendebat ulama (untuk menampakkan keilmuannya di hadapan lainnya) atau untuk mendebat orang-orang bodoh atau agar menarik perhatian yang lainnya (supaya orang banyak menerimanya)
- Tawadhu, di mana seseorang lebih hati-hati dalam menjawab pertanyaan yang ada.
- Merasa bodoh, yang menandakan bahwa semakin banyak yang diketahui, semakin menyadari banyaknya ilmu yang belum dipelajari.
Niat belajar agama perlu dipahami dengan jelas: Agar keluarga mendapatkan hidayah, Menjaga ilmu, dan Mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.
Efek buruk dari ketidakikhlasan antara lain rasa malas, tidak tahan banting, dan banyaknya ilmu yang terlewatkan. Niat belajar akan terus berubah, sehingga pemahaman yang mendalam tentang tujuan belajar agama perlu diperoleh untuk mengarahkan niat dengan benar.
- Serius Belajar
Tanda seorang serius belajar yaitu semangat, berdoa, dan tidak malas.
Rasulullah mengajarkan tiga konsep produktif bagi manusia:
- Bersemangatlah pada hal-hal yang bermanfaat.
- Mintalah pertolongan kepada Allah.
- Jangan lemah, karena kelemahan adalah ciri orang yang tidak memiliki kekuatan, sedangkan malas adalah sikap memiliki kekuatan tetapi tidak mau menggunakannya.
Seorang yang mengejar sesuatu dengan semangat dan kejujuran, apapun itu seperti harta, tahta, atau sekolah favorit, pasti akan meraihnya.
Baca kisah perjuangan para ulama dalam menuntut ilmu untuk mendapatkan inspirasi dan semangat. Jadilah seseorang yang memiliki kaki yang menapak di bumi, namun semangatnya menjulang tinggi di atas bintang. Jangan biarkan tubuhmu tetap muda, tetapi semangatmu telah menua.
- Memprioritaskan dan Mempelajari Al-Quran & Hadits:
- Rasulullah tidak memaksa sahabat untuk menguasai semua ilmu, melainkan memperhatikan minat dan bakat masing-masing.
- Pentingnya mengikuti minat dan bakat dalam belajar ilmu agama.
Tidak semua orang harus menjadi ulama atau ustadz. Namun, yang pasti, kita harus berusaha menjadi hamba Allah yang bertakwa. Bagi mereka yang memiliki minat dalam mencari rezeki, diharapkan untuk mengumpulkan rezeki sebanyak-banyaknya agar dapat membantu agama Allah.
Jika seseorang memiliki minat dalam ilmu dan bakat untuk menghafal, maka gunakanlah untuk mempelajari dan menghafal Al-Quran serta hadits. Ilmu yang bermanfaat bersumber dari Al-Quran dan hadits.
- Mengikuti Metode yang Benar dalam Belajar:
Walaupun seseorang hidup seribu tahun, ia tidak akan mencapai tujuannya secara sempurna. Oleh karena itu, pelajarilah inti dari setiap ilmu dan carilah seorang guru yang memiliki ilmu yang mumpuni dan metode pengajaran yang baik. Ingatlah, yang benar-benar bermanfaat adalah apa yang kita hafal.
Proses pembelajaran dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan berikut:
- Memperoleh informasi tanpa menghafal, yang pada akhirnya hanya mengejar sesuatu yang mustahil.
- Mencari seorang guru yang mampu memberikan arahan agar kita dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Kenapa Aku Harus Belajar Ilmu Agama:
- Karena mau masuk surga tanpa hisab dan tanpa transit neraka.
- Memahami dasar-dasar agama untuk pengamalan yang benar.
- Dikehendaki kebaikan oleh Allah
- Meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
- Didoakan oleh seluruh penduduk langit dan bumi.
Pentingnya membersihkan hati, ikhlas dalam niat, serius belajar, memprioritaskan al-Quran & hadits, serta mengikuti metode pembelajaran yang benar untuk mencapai kesuksesan dalam menuntut ilmu agama.
Berikut adalah catatan untuk pembelajaran Adab wal Akhlaq Pekan 01 yang membahas Kitab “Memuliakan Ilmu” karya Syaikh Shalih bin Abdullah al-Ushaimy, yang disampaikan materinya bersama Ustadz Ratno Abu Muhammad Lc, M.Ag. Semoga Allah merahmati keduanya, aamiin.
Semoga ilmunya dapat bermanfaat bagi kita semua dan Allah memudahkan kita untuk mengamalkannya, aamiin.